29-sai Dokushin wa Isekai de Jiyuu ni Ikita...katta (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 01
Chapter 01 - Tanpa Kusadari, Aku Sudah Berada di Dunia Lain
Penerjemah : DuJu
"Apa?!"
Tanpa sadar, aku sudah berdiri di padang rumput yang sangat luas.
Di kananku rumput, kiriku rumput, lalu di belakangku hutan, dan di depanku bukit.
"Eh? Tungg-, ehhh?!!!"
Aku mencoba melihat sekeliling lagi.
Tapi tetap tidak berubah.
Aku menyentuh rumput di kakiku.
Um, ini memang rumput.
Aku menampar pipiku.
Aw, itu sakit.
Lalu, bundelan perutku.
Hah? Perut gendut yang dipenuhi kebahagiaan ini sudah tidak ada lagi.
Aku melihat kedua tanganku.
Ya, ini pasti tanganku.
Seharusnya ada beberapa bekas luka kecil di sini, namun anehnya tanganku bersih dan bahkan berotot.
"Tenang, tenanglah."
Sambil mengatakan itu, aku mencoba memperbaiki kacamataku.
Eh? Kacamataku hilang.
Seharusnya mataku minus, tetapi sekarang aku bisa melihat normal tanpa kacamata.
Sekarang, aku harus memeriksa diriku sendiri terlebih dahulu.
Siapa namaku?
Mitsuba Taishi, seorang karyawan kontrak berbadan gendut yang mulai memasuki usia 30 pada tahun ini.
Kedua orang tuaku sudah bercerai, ibuku meninggal 5 tahun yang lalu karena sakit, sedangkan ayahku..., aku pun tak tahu apa yang dia lakukan sekarang.
Saat ini, aku tinggal bersama nenek dari pihak ibuku dan anjing peliharaannya.
Yosh, tidak ada kekurangan satupun pada ingatanku.
Aku juga masih ingat apa saja yang telah aku lakukan sampai sekarang. Jadi tidak ada masalah.
"Tapi, dimana ini?"
Ini pemandangan yang tidak kukenal sama sekali.
Aku bahkan tidak ingat aku menuju ke tempat seperti ini.
Karena biasanya aku hanya duduk di depan komputer dan menjelajahi internet, atau berada di bawah selimutku seperti biasa.
Apa yang terjadi? Aku tidak paham.
Sekarang saatnya memeriksa penampilanku.
Untungnya aku tidak telanjang, karena aku selalu hanya menggunakan kolor saat tidur.
Aku mengenakan celana panjang, kemeja, dan sepatu kulit yang entah terlihat gagah.
Bahannya seperti dari rami dan agak kaku. Tentu aku tidak pernah memiliki pakaian seperti ini.
Dan tidak ada hal yang mengejutkan lagi.
Tanganku kosong.
Tidak ada dompet, smartphone, kunci mobil, ataupun kunci rumah.
Karena bingung, aku pun memutuskan untuk berjalan menuju ke puncak bukit di depanku.
Mungkin aku dapat menemukan tempat yang kukenal.
Setidaknya pasti ada vila atau rumah pribadi di sana, mungkin saja.
"Oh..."
Harapanku benar-benar runtuh.
"Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, itu adalah kota dengan benteng fantasi."
Di depanku terbentang padang rumput luas, dan di atasnya ada dinding batu kokoh dengan puncak menara gaya abad pertengahan yang muncul di baliknya.
Apakah ini mimpi? Mungkinkah ini "Lucid Dream"?
Tidak, memikirkan tekstur rumput dan hembusan angin yang kurasakan, jelas ini nyata.
Apa yang harus kupilih? Pergi ke kota itu atau pergi ke hutan di belakang?
Tidak, tidak, aku bahkan tak tahu ada makhluk apa saja di hutan.
Lalu bagaimana dengan kota itu? Apakah aman?
Aku bahkan tidak bersenjata dan tidak memiliki apapun.
Sial... bukankah seharusnya ada semacam tutorial di sini.
(Baiklah, akan ku jelaskan.)
"Eh?" [Taishi]
Tiba-tiba ada sebuah suara yang bergema di kepalaku.
Eee...? Ada apa ini? Menakutkan.
(Seperti yang telah kamu [kimi] perhatikan, tempat ini bukanlah tempat duniamu tinggal. Tapi dunia berbeda yang kamu sebut dengan dunia fantasi.)
Huh, orang ini berbicara langsung di kepalaku.
Ngomong-ngomong, bukankah ini terlalu klise?
(Ya, ini dunia fantasi yang kamu inginkan, jadi bersoraklah!)
"Wow!" [Taishi]
Aku menurut.
Dua menit sudah berlalu, dan aku mulai gila.
(Dunia ini berbeda dengan duniamu dulu, karena di sini ada yang namanya sihir. Peradaban di sini jika dibandingkan dengan duniamu mungkin sekitar abad pertengahan. Karena dunia ini mengikuti perkembangan sihir. Di sisi lain, sains hampir tidak berkembang sama sekali. Dan berhati-hatilah, jangan sampai kamu dimakan, karena sesuatu yang kamu sebut dengan "monster" juga ada di sini.)
"Bukankah ini sesuai dengan pola cerita dunia fantasi? Jadi apakah aku memiliki kemampuan khusus?" [Taishi]
Aku sudah tidak memikirkan identitas suara 'itu' lagi.
Karena percuma, aku tidak dapat menebaknya.
(Saat ini, kamu tidak jauh berbeda dengan orang biasa. Namun, jika kamu mengumpulkan poin pengalaman, kamu bisa mendapatkan kekuatan yang tak tertandingi oleh orang-orang di dunia ini. Coba bukalah menu!)
"Hah? Menu?" [Taishi]
Tepat setelah aku mengatakan itu, berbagai informasi muncul di hadapanku.
Sebuah menu dengan tampilan RPG menunjukkan waktu, lokasi, peta, inventori, keterampilan, dan pilihan lainnya.
Namaku tertulis "Taishi Mitsuba".
Dan... panggilan Tuhan? Apa-apaan ini?
(Aku telah menyiapkan persedian yang cukup untukmu sementara, jadi gunakanlah secara bijak! Di menu keterampilan, kamu bisa menggunakan poin keterampilan untuk memperoleh berbagai macam keterampilan. Bahkan, kamu dapat langsung memperoleh keterampilan yang seharusnya butuh beberapa tahun untuk mempelajarinya.)
Aku membuka inventoriku.
Ada sebuah pendak pendek, satu set perlengkapan petualang, tiga porsi makanan awetan, air, dan beberapa koin di sana.
Di dalam set perlengkapan petualang ada berbagai alat yang dibutuhkan saat berpetualang.
Ini dia, seperti TRPG.
Kau dapat memasukkan dan mengeluarkan barang hanya dengan membayangkannya.
Seperti yang diharapkan dari dunia fantasi, sungguh luar biasa.
"Bagaimana cara mendapatkan poin keterampilan? Apakah aku bisa mengatur ulang keterampilanku?" [Taishi]
(Jika kamu terus mengumpulkan poin pengalaman hingga naik level, kamu bisa mendapatkannya. Dan kamu bisa mengatur ulang keterampilanmu sekali setiap 20 level.)
"Aku mengerti... Meski begitu, ini terlalu banyak." [Taishi]
Kulihat-lihat, bukankah ada 100 lebih keterampilan di sini?
Ada Penguasaan Pedang, Penguasaan Tompak, Penguasaan Kapak, Memanah, Senjata Lempar, dan senjata-senjata lainnya.
Lalu, ada sihir dengan empat atribut utama seperti Api, Air, Angin, dan Tanah. Serta atribut lain seperti Cahaya, Kegelapan, dan Penyembuhan.
Bahkan, ada juga keterampilan untuk kehidupan sehari-hari dan produksi seperti Memasak, Membersihkan, Menjahit, Pandai Besi, Alkimia, Bertani, Pertukangan, dan sebagainya.
Dan yang lain-lain seperti Peningkatan Fisik, Menghindar, Menyelinap, Negoisasi, Penilaian, Mata Pikiran, dan Mata Sihir.
Poin keterampilan awalku adalah 10. Ketika aku mencoba berbagai hal tanpa mengkonfirmasinya, sepertinya semakin tinggi tingkat keterampilan, semakin banyak juga poin yang dibutuhkan. [TLN: biasanya di game kalo mau ngatur status harus di konfirm dlu buat ngesave...]
Bahkan, ada beberapa keterampilan yang membutuhkan lebih dari 1 poin untuk mencapai level 1.
(Level maksimum untuk setiap skill adalah 5, namun ada beberapa skill khusus seperti Mata Sihir yang tidak memiliki batasan. Jika kau membandingkan 'level' dengan 'tingkatan' dalam seni beladiri di duniamu, 1 = Berpengalaman, 2 = Terlatih, 3 = Master, 4 = Grandmaster, 5 = Manusia Super.)
"Keterampilan Bertarung, Memanah, dan Memasakku di level 1. Namun, mengapa keterampilan Negosiasiku level 2?" [Taishi]
(Itu berdasarkan pengalaman yang telah kamu peroleh di dunia aslimu.)
Ahh, ngomong-ngomong, saat aku masih kecil, aku pernah berlatih Kung Fu Shaolin, walaupun sudah lupa.
Aku juga pernah sedikit belajar memanah.
Sedangkan untuk Memasak, mungkin karena aku biasa memasak makanan sendiri.
Dan untuk Negosiasiku yang level 2, sepertinya itu berasal dari pengalaman kerjaku.
"Begitu ya..., aku akan mengingat sambil merasakannya. Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?" [Taishi]
(Terserah. Kamu boleh menjadi pahlawan ataupun penjahat. Kamu juga boleh mencari cara untuk kembali ke duniamu atau memilih hidup di dunia ini sampai mati.)
"Aku diberi kebebasan juga ya..." [Taishi]
Untuk saat ini, aku harus mengumpulkan hal-hal yang diperlukan untuk hidup di dunia ini dulu.
(Cukup sekian tutorial dariku. Aku tidak akan selalu mengawasimu, tapi jika kau membutuhkan sesuatu, cobalah menghubungiku.)
Dengan begitu, suara yang bergema di kepalaku lenyap sepenuhnya.
Mari kita abaikan identitas suara itu, 'itu' pasti adalah sesuatu yang sangat hebat.
Sekarang, ayo mencoba berbagai hal.
Aku membuka statusku.
Ada lima status utama: STR, VIT, AGI, DEX, dan POW.
Dengan nilai masing-masing: 28, 36, 24, 32, dan 127.
Wow... Nilai POWku sangat tinggi dibandingkan yang lain.
STR adalah kekuatan, VIT adalah daya tahan, AGI adalah kelincahan, dan DEX adalah ketangkasan, Tapi apa itu POW?
Di salah satu sudut menu menampilkan HP dan MP. HPku adalah 56 dan MPku adalah 147.
"Mungkinkah itu kekuatan sihir?"
Mungkin begitu.
Biasanya dalam pola cerita fantasi, pahlawan yang datang dari dunia lain memiliki kekuatan sihir yang luar biasa.
Untuk saat ini, aku simpulkan seperti itu. Lalu aku akan mencoba tubuhku ini.
Mari melakukan pemanasan dengan sedikit berlari.
Wuohh..., tubuhku menjadi ringan. Selamat tinggal perut gendutku.
Yosh, mari gunakan 1 poin keterampilan untuk Penguatan Fisik.
Statusku langsung berubah menjadi STR 42, VIT 54, AGI 36, dan untuk DEX tidak berubah.
Hanya dengan 1 level dapat meningkat 50%? Ini menakjubkan.
Sekarang, aku bisa merasakan kecepatan lariku menjadi lebih cepat dan bahkan aku tidak lagi kesulitan dalam bernafas.
Selanjutnya, mari coba pedang pendek yang ada di inventori.
Tiba-tiba pedang pendek muncul di tanganku. Ini berat.
Karena ini bermata dua, aku mengayunkannya dengan hati-hati.
Setelah aku mulai terbiasa dengan beratnya, aku mencoba menebas seperti di "pertempuran nyata".
Walaupun aku mengayunkannya dengan cukup kuat, tapi tidak ada efek suara angin yang keluar. [Sweesssh swoooshh]
Hmm, ini seperti anak-anak yang mengayunkannya.
Jadi aku meningkatkan keterampilan Penguasaan Pedang ke level 1, lalu mencoba menebas lagi.
Umm, sekarang terasa berbeda.
Aku dapat dengan mudah membuat efek suara angin sekarang.
Ayo masukkan 2 poin lagi untuk menjadikannya level 2.
Kali ini, tubuh bagian bawahku terasa lebih fleksibel, mungkin ini memperbagus gerakan dan sikapku. Karena ketajaman gerakanku juga terasa meningkat.
Untuk saat ini, aku pikir juga harus bisa bertarung dengan tangan kosong, jadi aku meningkatkan keterampilan Bertarung menjadi level 2.
Dan juga, akan bahaya jika menggunakan pedang di kota.
Jadi aku memasukkan pedang pendek ke sabuk pinggang dan kembali mengecek statusku.
Aku sudah menggunakan 6 poin keterampilan dan sekarang tersisa 4.
Aku juga ingin dapat menggunakan sihir.
Karena itu, aku mengambil Sihir Penyembuhan level 1 untuk saat ini, dan aku juga ingin mengambil sihir serangan.
Tapi ada banyak jenis sihir di sini.
Ada Sihir Kegelapan, Sihir Ruang, Sihir Alam, Sihir Kuno, dan masih banyak lagi yang membuatku semakin bersemangat. Namun, untuk sekarang aku akan memilih salah satu dari empat atribut utama saja.
Pada akhirnya, aku mengambil Sihir Penyembuhan level 1 dan Sihir Angin level 2.
Satu-satunya sihir yang dapat aku gunakan pada Sihir Penyembuhan level 1 adalah Heal.
Sedangkan pada Sihir Angin level 1, aku dapat menggunakan Peluru Angin dengan memadatkan udara menjadi bentuk bola, lalu menembakkannya ke sasaran. Dan di level 2, aku dapat menggunakan Bilah Angin untuk menebas sasaran, serta Perisai Angin untuk menciptakan dinding udara.
Mari coba menembak beberapa.
"Sangat mudah..."
Sepertinya sihir serangan dapat diterapkan tergantung pada imajinasiku.
Aku bisa menembaknya secara terus menerus, secara bersamaan, atau juga mengubah lintasannya dengan bebas.
Karena aku terlalu fokus melakukan eksperimen sihir, MPku turun menjadi 36. Sisa sedikit.
Yosh, ayo pergi ke kota.
------------
Beberapa menit setelah aku mulai berjalan menuju kota, seekor binatang yang tampak seperti babi hutan muncul tiba-tiba.
Sayangnya, aku belum pernah melihat babi hutan dengan mata kepalaku sendiri, tapi kurasa terlihat seperti ini.
Tidak, tidak, apakah taringnya memang sebesar itu?
"Ups..."
Aku menghindar dari serudukan makhluk yang terlihat seperti babi hutan ini.
Aku tidak tahu kenapa dia menyerangku. Dia mulai berbalik dan bergegas untuk menyerang lagi.
"Sepertinya ini akan menjadi pertarungan pertamaku."
Aku agak ragu untuk membunuhnya, karena dia tidak terlihat seperti monster. Tapi, jika dia menyerangku, tentu saja aku akan melawan balik.
Aku mencabut pedang dari pinggangku, lalu menghindari serudukan babi hutan seperti tadi dan menebas kakinya.
Dia mengerang dan terjatuh. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku menusukkan pedangku ke lehernya.
Dengan itu, darah mengalir keluar dan babi hutan itu perahan mulai kehilangan kesadarannya.
"Cepat sekali, aku membunuhnya."
Tak kusangka ternyata mudah.
Padahal, satu-satunya hewan yang kubunuh di duniaku yang dulu hanyalah serangga dan tikus. Entah mengapa, aku masih tidak percaya.
Lalu, aku memasukkan mayatnya ke dalam inventori. Dan itu ditampilkan sebagai "Mayat Little Boar".
Di sana juga ditampilkan tombol "Pembongkaran", dan saat aku menekannya, mayat tersebut terbagi menjadi "Bulu Little Boar" dan "Daging Little Boar".
Begitu yaa..., ini sangat nyaman.
Setelah itu, selagi dalam perjalanan ke kota, aku diserang oleh Little Boar lainnya dan beberapa hewan lain seperti Lebah Besar, jadi aku membunuh mereka juga.
Karena itu, ketika aku melihat status, poin pengalamanku sedikit naik. Dan karena sudah hampir sampai di depan gerbang, aku menyarungkan kembali pedangku.
Dalam perjalanan, aku bertemu dengan beberapa penduduk lokal, dan mereka semua terlihat seperti orang barat.
Beberapa orang menatapku, mungkin karena wajahku, dengan rambut dan mata yang hitam terlihat tidak biasa bagi mereka.
Saat berjalan, aku bisa melihat ladang terbentang di kanan-kiri jalan, dan aku juga bisa melihat gerbang di depan.
Tentu saja, ada penjaga di sana, sepertinya mereka memeriksa orang-orang yang ingin keluar-masuk ke kota.
Nah, bisakah mereka mengerti perkataanku?
"Berikutnya! Tolong tunjukkan kartu identitasmu!" [Penjaga]
"A-Aku..., aku baru saja keluar dari desa jadi aku tidak memilikinya." [Taishi]
Beberaa menit setelah berbaris di belakang beberapa pria yang tampak seperti pedagang, dan mendengarkan percakapan mereka, aku mengatakan itu dengan wajah polos.
Ini adalah salah satu keterampilan dalam bersosialisasi, agar isi hati kita tidak terbaca.
Penjaga gerbang memasang wajah sebal mendengar kata-kataku.
Hei..., bukan seperti itu cara melayani pelanggan.
"jika kau tidak memiliki kartu identitas, pergilah ke pos di sana! Nanti kau akan dibuatkan kartu identitas sementara untuk izin singgah jangka pendek." [Penjaga]
Lalu dia menunjuk ke arah sebuah bangunan seperti pondok.
Sepertinya, penjaga yang bertanggung jawab mengurus dokumen ada di sana.
Aku mengikuti apa yang penjaga gerbang katakan sambil diam-diam menggerutu tentang layanan yang dia berikan.
Sayang sekali, jika aku membuat keributan di sini, aku pasti akan ditargetkan oleh penegak hukum, dan itu menakutkan.
Ketika aku masuk, di atas meja ada sebuah bola kristal dengan noda sidik jari yang masih menempel di atasnya.
Aku ingin tahu, apa yang akan terjadi jika aku menyentuhnya.
"Duduklah! Pertama-tama, biaya untuk pembuatan kartu adalah 5 koin tembaga besar, apakah kau memilikinya?" [Penjaga 2]
"Ahh, apa ini benar?" [Taishi]
Sambil duduk di kursi seperti yang diminta, aku berpura-pura memasukkan tanganku ke saku untuk mengambil lima koin tembaga besar dari inventori, lalu meletakkannya di atas meja.
Saat ini, aku memiliki 1 koin emas, 2 koin perak besar, 8 koin perak, 13 koin tembaga besar, dan 20 koin tembaga.
Sejujurnya, aku tidak tahu berapa banyak perbandingan nilai-nilai koin-koin ini, jadi sepertinya aku harus segera memahaminya.
"Ya benar, namamu?" [Penjaga]
"Taishi Mitsuba." [Taishi]
"Nama yang aneh... dari mana asalmu?" [Penjaga]
"Itu tempat yang disebut dengan bumi. Tempatnya sangat jauh, kau pasti belum pernah mendengarnya." [Taishi]
"Bumi ya..., kurasa aku belum pernah mendengarnya. Kau tidak memiliki riwayat pembunuhan ataupun pencurian kan?" [Penjaga]
"Oh, tidak pernah." [Taishi]
"Hmm,. coba letakkan tanganmu di atas batu ini, lalu katakanlah dengan jelas." [Penjaga]
Aku meletakkan tanganku di atas batu yang terlihat seperti bola kristal, lalu berkata...
"Aku tidak pernah melakukan pembunuhan ataupun pencurian." [Taishi]
Kemudian, bola kristal itu samar-samar bersinar hijau dan langsung memudar kembali.
Melihat itu, Penjaga Gerbang menuliskan sesuatu pada kartu yang ukutannya sama seperti kartu ATM.
Apakah batu itu semacam pendeteksi kebohongan?
"Dengan ini prosedurnya sudah lengkap. Kartu ini akan menjadi kartu identitasmu sementara yang hanya berlaku selama tiga hari. Setelah itu, tanda akan menghilang. Dan jika tandanya tidak ada saat diminta untuk menunjukkan kartumu, kau akan didenda 1 koin perak. Lalu, jika kau tidak bisa membayarnya, kau akan dijadikan budak. Karena itu, berhati-hatilah." [Penjaga]
Penduduk ilegal langsung dijadikan budak yaa... sungguh ketat sekali.
Mungkin karena sulitnya mencari makanan di dunia dengan monster yang berkeliaran ini, masalah keamanan menjadi masalah yang sangat penting di kota.
Jadi, aku setuju dengan itu.
"Kalau begitu, dimana aku bisa mendapatkan kartu identitas resmi?" [Taishi]
"Cara tercepat adalah dengan mendaftar di Guild Petualang atau Guild Pedagang. Karena kau tidak terlihat seperti pedagang, aku rasa kau harus pergi ke Guild Petualang. Untuk pergi ke sana, belok kiri setelah kau memasuki kota." [Penjaga]
Setelah mengatakan itu, penjaga gerbang berdiri.
Sepertinya sudah kelar.
"Terima kasih, aku akan segera pergi." [Taishi]
"Oh iya..., selamat datang di Crossroad." [Penjaga]
Mengatakan itu dengan senyum di wajahnya, penjaga itu kembali ke gerbang.
"Jadi..., pertama-tama Guild Petualang yaa..." [Taishi]
________
Note*
Nama : Taishi Mitsuba
Level : 1
Uang : 1 emas, 2 perak besar, 8 perak, 18 → 13 tembaga besar, 20 tembaga
HP : 56
MP : 147
Poin Skill : 10 → 0
Stats :
STR : 28 → 42
VIT : 36 → 54
AGI : 24 → 36
DEX : 32
POW : 127
Skills :
[Bertarung Lvl.1 → 2], [Memanah lvl.1], [Memasak Lvl.1], [Negosiasi Lvl.2], +[Penguatan Fisik Lvl.1], +[Penguasaan Pedang Lvl.2], +[Sihir Penyembuhan Lvl.1], +[Sihir Angin Lvl.2]
Moves :
+<Heal>, +<Peluru Angin>, +<Perisai Angin>

0 Komentar