29-sai Dokushin wa Isekai de Jiyuu ni Ikita...katta (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 02
Chapter 02 - Aku Pergi ke Guild Petualang dan Dipukuli di Sana
Penerjemah : DuJu
Hal pertama yang kupikirkan ketika memasuki kota Crossroad adalah jalanannya, sangat luas.
Mungkin karena digunakan untuk kereta lewat.
Jalanannya diplester dengan batu, dan bangunan-bangunannya pun juga dari batu-batu yang disusun.
Orang-orang yang lewat semuanya bergaya barat dengan pakaian-pakaian kuno seperti yang terlihat di TV dan internet.
"Hei, jangan menghalangi jalan!"
"Oh, maaf." [Taishi]
Karena berdiri di tengah jalan menghalangi orang-orang lewat, aku pindah ke pinggir jalan dan mulai mengamati orang-orang yang lewat lagi.
Ada banyak orang yang datang dan pergi. Kebanyakan dari mereka, dewasa hingga remaja, membawa senjata di pinggangnya. Minimal sebuah pisau.
Yang tidak membawa senjata hanyalah anak-anak kecil dan orang-orang dengan sesuatu seperti benda hitam yang melilit di leher mereka. Mereka budak kah?
Dan pemandangan kota cukup bersih dan tak ada bau yang tak biasa. Sepertinya saluran air dan pembuangan limbah terawat dengan baik di sini.
"Anoo, permisi. Guild Petualang ada dimana ya?" [Taishi]
"Ahh, itu di sana. Lihat, bangunan kayu yang itu."
Aku memanggil seorang bibi yang sehabis berbelanja. Karena terlihat seperti orang baik, aku bertanya kepadanya dan dia langsung menjawab.
Ada sebuah bangunan kayu yang cukup bagus di tempat yang ditunjuk oleh bibi itu.
"Terima kasih, One-san." [Taishi]
"Ahahaha! Kamu pasti akan menjadi petualang yang hebat! Semoga berhasil!" [Obachan]
Puas dengan pujianku, Bibi itu tertawa dan melambai ke arahku.
Yosh, ayo pergi sekarang.
------------
Guild Petualang.
Sebuah tempat yang hukumnya wajib ada di dunia fantasi.
Petualang menerima permintaan, mengumpulkan informasi, dan memulai petualangannya.
Eksistensi penting yang berfungsi sebagai basis hal-hal tersebut, itulah Guild Petualang.
Guild Petualang di dunia ini mungkin sama seperti yang aku tahu.
Tempat berkumpulnya orang-orang kasar dengan berbagai macam baju pelindung, ada yang melihat formulir permintaan di papan buletin, dan ada juga yang menghabiskan waktu di bar.
"Selamat datang di Guild Petualang. Apakah kau orang baru? Ingin membuat permintaan?"
"Tidak, aku ingin mendaftar." [Taishi]
Ketika aku mengatakan itu, Ossan (berkepala botak dan berwajah garang) di meja resepsionis mulai mengamatiku dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.
Dilihat seperti itu oleh seorang om-om, tentu saja rasanya tidak nyam. Tolong jangan menatap seperti itu paman...
"Yah, fisikmu tidak buruk, tapi... apa tidak masalah dengan peralatanmu?" [Ossan]
Ya... tidak masalah.
Aku menahan kata-kataku.
Tentu tidak masuk akal jika aku mengatakan itu.
"Aku cukup baik dalam bertarung, berpedang, sihir angin, dan sedikit sihir penyembuhan. Aku berpikir untuk membeli beberapa peralatan nanti. Kalau boleh tahu, berapa harga satu set baju pelindung yang murah?" [Taishi]
"Hooo, dibandingkan penampilanmu kau cukup terampil juga. Kalau kau ingin zirah kulit, mungkin itu seharga 8 koin perak." [Ossan]
Saat ini aku memiliki 1 koin emas, 2 koin perak besar, 8 koin perak, 13 koin tembaga besar, dan 20 koin tembaga.
Aku tahu itu cukup mahal, tapi masih terjangkau oleh ku.
"Aku punya cukup uang, tolong beritahu aku rekomendasi toko zirah." [Taishi]
"Ah, aku akan memberitahumu toko yang berafiliasi dengan kami nanti. Sekarang mari daftar dulu, berikan kartu identitasmu!" [Ossan]
"Ini?" [Taishi]
Aku mengeluarkan kartu identitas sementara yang dibuat di gerbang sebelumnya. Melihat itu, Ossan mengangguk.
Setelah itu, aku menerima beberapa pertanyaan serta penjelasan mendetail tentang peraturan di ruangan lain.
Tapi, walaupun dibilang mendetail, itu hanyalah logika-logika umum saja.
Seperti jangan membuat keributan menggunakan senjata ataupun sihir di kota, saling bantu-membantu, dan dilarang keras saling membunuh antar petualang.
"Yang terakhir, di tempat itu. Ayo lakukan tes kemampuan." [Ossan]
"Tes kemampuan?" [Taishi]
Setelah menjelaskan selama sekitar 30 menit, Ossan mengatakan itu.
Oii, aku tidak pernah mendengar hal itu.
Jika itu tes tertulis, aku keluar.
"Ahh, kemarilah!" [Ossan]
Aku dibawa masuk ke ruangan yang terlihat seperti tempat pelatihan yang besar.
Ada tempat memanah, berpedang, serta tempat melatih tubuh. Terlihat para petualang sedang menghabiskan waktu mereka di sana.
Semua pandangan berkumpul ke arahku yang sedang dibawa oleh Ossan. Tolong jangan lihat aku.
"Yosh, aku akan membuatmu melawan pria yang cocok di sini, Hmm..." [Ossan]
Ossan melihat sekeliling.
Banyak petualang yang merasa penasaran datang untuk menonton situasi ini, dan jumlahnya terus bertambah.
Oi..., berhenti berbondong-bondong memasuki tempat ini seperti orang idiot. Berhentilah.
"Baiklah, Ethan kemarilah!" [Ossan]
Petualang yang dipanggil itu berjalan kemari.
Dia seorang pria muda yang mengenakan zirah kulit usang.
"Kau bisa menggunakan ini kan?" [Ethan]
Petualang yang bernama Ethan itu melemparkan salah satu dari dua pedang kayu yang dibawanya. Dia pria yang baik.
Aku menangkap dan mengayunkannya. Tidak buruk.
"Ini, tolong jaga ini." [Taishi]
Aku menitipkan pedang pendekku beserta sarungnya ke petualang terdekat, lalu aku mulai melakukan peregangan.
Aku melakukannya sebanyak yang aku bisa.
"Apa diperbolehkan menggunakan sihir serangan?" [Taishi]
"Tidak apa-apa, asalkan serangannya tidak cukup kuat untuk membunuh." [Ossan]
Artinya, selama tidak membunuh, itu diperbolehkan.
Sepertinya Ethan sudah siap dengan pedang kayu di tangannya.
Orang-orang juga mulai bertaruh siapa yang akan menang.
"Mari kita mulai tesnya, kedua sisi bersiap?" [Ossan]
Ethan memasang kuda-kuda dengan pedang kayu di tangannya.
Aku juga memasang kuda-kuda agar dapat bergerak kapanpun.
......
Ada keheningan sesaat.
"Mulai!!!" [Ossan]
Mengikuti teriakan Ossan, Ethan segera mendekatiku.
Demikian pula denganku, aku berusaha menutup jarak dengannya.
Mungkin karena mengira aku adalah seorang amatir, Ethan terlihat heran sejenak.
"Hiyaahhh!" [Taishi]
Aku yang pertama.
Aku mengarahkan pedangku ke lengan kanan Ethan. Namun, Ethan menangkis pedangku ke atas dan mundur setengah langkah lalu menutup jarak denganku lagi.
Menebas ke bawah, memotong ke samping, memangkas ke atas, lalu menebas secara diagonal, dan begitulah aku terus bertukar pedang dengan Ethan sementara waktu.
Tidak masalah, aku dapat bereaksi dengan mudah. Aku bisa memenangkannya.
Mungkin karena terburu-buru, Ethan mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan mengayunkannya ke bawah dengan seluruh tenaga.
Dengan kesempatan itu, aku menahan serangannya dengan perut pedang yang ditopang oleh kedua tangan, lalu memberikan tendangan depan ke tubuh Ethan yang terbuka.
Buk..., terdengar jelas seperti itu.
"Guho!?" [Ethan]
Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengarahkan ujung jari tangan kiriku ke tempat Ethan mundur.
Aku mengumpulkan kekuatan sihir yang cukup untuk melepaskan tiga tembakan.
Lalu, aku membayangkan tiga peluru angin dan menembakkannya.
"Wind Shot!!" [Taishi]
Tiga peluru angin ditembakkan secara berurutan dengan cepat mengarah ke Ethan, yang belum memperbaiki posisinya, dan menghantamnya.
......
―Tempat pelatihan menjadi hening sejenak.
Aku terdiam dengan ujung jariku yang masih menunjuk ke arah Ethan.
Eh, apa aku terlalu berlebihan?
Keheningan apa ini...
"Kerja bagus." [Ossan]
Pak tua itu menyeringai.
Ethan, yang terkapar, diseret ke sudut oleh salah satu petualang yang menonton.
"Siapa lagi selanjutnya?" [Ossan]
......, dan beberapa petualang maju dengan pedang kayu di tangan mereka.
Oii, itu terlalu banyak.
"Anak baru, datanglah!"
"Aku harus mencicipinya."
"Kumohon jangan." [Taishi]
Tolong berhenti, aku bisa mati.
------------
"Bukankah kau sangat populer?" [Ossan]
Aku merasa ingin membunuh pak tua yang tertawa ini.
Karena menurutnya menyenangkan, aku terpaksa melawan 3 orang secara bersamaan setelah itu.
Hasilnya? Ketiga pedang kayu mendarat dengan indah di kepalaku, lalu aku pingsan.
Jika saja kekuatan sihirku tidak habis, mungkin akan berbeda.
"Jadi? Apakah aku lulus?" [Taishi]
"Oh, kau lulus tanpa masalah. Biasanya semua orang akan memulai dari peringkat F, tapi kau akan mulai dari peringkat E." [Ossan]
Setelah mengatakan itu, Ossan memberiku sebuah kartu logam dengan ukiran nama dan wajahku, serta huruf "E" yang menunjukkan peringkat petualang.
Namun, tidak ada penjelasan tentang level.
Mungkin konsep level belum dikenal luas di sini.
"Apakah ada hal bagus jika menaikkan peringkat?" [Taishi]
Karena kekuatan sihirku sudah pulih sedikit, aku menyembuhkan bagian kepalaku yang sakit.
Aku sudah tidak peduli dengan sopan santun di depan pria tua ini.
Sangat keterlaluan, memprovokasi para petualang untuk mengeroyokku yang bahkan tidak memakai pelindung apapun.
"Tepatnya, peringkat B membuatmu diakui. Peringkat A membuatmu dikagumi banyak orang. Dan peringkat S akan dianggap sebagai pahlawan." [Ossan]
"Jalanku masih panjang." [Taishi]
"Tentu saja, jadi lakukanlah yang terbaik. Oh iya, tentang rekomendasi toko yang aku sebutkan sebelumnya..." [Ossan]
"Tolong beritahu aku rekomendasi penginapan juga, secara gratis." [Taishi]
Dengan itu, aku bisa memaafkannya.
------------
"Selamat datang."
Aku pergi ke toko zirah yang diperkenalkan oleh Ossan di guild. Tempatnya cukup makmur dan ada beberapa petualang yang sedang melihat-lihat.
Seorang wanita di konter menyapaku. Seorang wanita cantik.
Tercium bau besi dan kulit. Bagian dalam toko ini penuh dengan bau unik yang belum pernah kucium.
Di sudut-sudut toko dipamerkan beberapa zirah kulit.
Ada yang diperkuat dengan bantalan paku, dan ada juga yang diperkuat dengan pelat logam... Tapi, tentu harganya mahal.
"Sangat penting untuk memilih zirah pertamamu, perlu saya bantu?"
Seseorang berbicara kepadaku dari belakang, ketika aku berbalik, aku melihat wanita cantik di konter tadi sedang berdiri di hadapanku.
Nn? Ketika aku melihatnya lebih dekat, telinganya runcing. Sepertinya dia seorang Elf.
"Ah, saya [watashi] Luis. Pegawai di sini, salam kenal." [Luis]
"Aku Taishi. Aku sedang berpikir untuk membeli zirah kulit." [Taishi]
"Hmm, coba saya lihat." [Luis]
Luis tiba-tiba melingkarkan tangannya ke tubuhku, seolah-olah sedang memeluk.
Ketika aku menengok ke bawah, terlihat jelas rambutnya yang berwarna perak kehijauan.
Aahh, aromanya harum... ―Tidak, tidak, tidak. Ini terlihat tidak senonoh.
Aku merasa ada pelanggan yang mencari Luis, ahh itu dia.
Pandangan itu, pandangan itu menyakitiku.
"Nnn, saya hanya ingin tahu ukuran tubuh Oni-san, desain seperti apa yang Oni-san inginkan untuk sarung tangan dan bantalan lutut?" [Luis]
"Etoo... Aku tidak hanya bertarung dengan pedang, tapi juga bisa tangan kosong, jadi aku ingin sesuatu yang cocok untuk itu. Dengan anggaran 9 koin perak." [Taishi]
"Kalau begitu, akan lebih baik untuk memperkuat kepalan tangan, lutut, dan siku dengan bantalan paku. Akan lebih bagus lagi jika memperkuat sepatu bot juga, tapi itu akan melebihi anggaran." [Luis]
"Tidak masalah jika itu hanya sedikit." [Taishi]
Dengan itu, dia mulai mencari-cari zirah yang sesuai dengan yang kumau.
Ketika aku melihat ke konter, ada seekor kucing di sana.
Tidak, itu bukan kucing normal.
Itu adalah kucing berbulu tipis dengan tubuh yang ramping seukuran anak manusia. Mungkinkah itu manusia setengah hewan?
Kucing itu dengan terampil menggunakan sesuatu yang terlihat seperti pipa tembakau. Dan entah bagaimana, dia terlihat bermartabat. Mungkin dia adalah pemilik toko dan Luis adalah pegawai.
Sebagai hasil konsultasi dengan anggaranku, aku memutuskan untuk membeli satu set zirah kulit yang diperkuat dengan bantalan paku dan pelindung besi di bagian tubuh.
Dengan total anggaran 9 koin perak dan 6 koin tembaga besar.
"Terima kasih atas pembeliannya. Apa Oni-san butuh senjata juga?" [Luis]
"Nnn, jujur... aku sudah tidak memiliki banyak uang. Tapi aku ingin pedang dengan bilah panjang dan dapat digunakan untuk sihir angin." [Taishi]
"Yaaa, dengan fisik Oni-san, pedang panjang mungkin tidak masalah. Tapi sihir? Dimana pemicu Oni-san?" [Luis]
"Pemicu?" [Taishi]
Aku memiringkan kepalaku mendengar kata-kata yang tidak kumengerti.
Luis menatapku dengan tidak percaya lalu terkekeh.
"Apakah Oni-san benar-benar seorang penyihir? Saya pernah mendengar bahwa menggunakan sihir tanpa pemicu itu tidaklah efisien." [Luis]
Kemudian Luis membawa tongkat kayu dari belakang toko.
Itu terlihat seperti stik drum.
"Ini adalah pemicu termurah yang kami miliki. Saya tidak tahu banyak prinsipnya, tapi yang jelas akan terasa berbeda menggunakan ini atau tidak." [Luis]
Aku meminjam tongkat sihir dari Luis dan mencoba membuat peluru angin.
Bagaimana mengatakannya ya...
Sulit untuk menjelaskannya karena ini sensorik, tapi aku merasa seperti aku bisa "menyalurkan" kekuatan sihir lebih baik menggunakan pemicu.
Dan jika tanpa pemicu, kekuatan sihirku menjadi menyebar lalu menghilang di udara.
"Kau benar, ini menjadi lebih mudah. Apa ada senjata seperti ini yang lebih kuat?" [Taishi]
Mustahil menggunakan tongkat kayu yang terlihat seperti stik drum ini untuk bertarung secara langsung.
Jika kau mengadukannya dengan pedang, kau pasti akan langsung tertebas oleh satu serangan.
"Ada beberapa, tapi pedang dengan pemicu itu mahal, oke? Ini adalah yang termurah." [Luis]
Mengatakan itu, Luis mengambil sebuah tongkat kayu yang sedikit lebih panjang dari tinggi badanku.
Itu seperti toya yang digunakan seni beladiri china.
"Ini adalah quarterstaff yang sudah diproses jadi pemicu. Harganya 6 koin perak." [Luis]
"Karena aku membeli satu set zirah juga, jadi bukankah boleh menurunkan harganya sedikit? Bagaimana jika 4 koin perak?" [Taishi]
"Umm..." [Luis]
Atas tawaranku, Luis melihat ke arah kucing di konter.
Kucing itu membuat semacam isyarat "Block sign". Aku tidak tahu bagaimana dia melakukan itu dengan cakarnya, tapi dia berhasil.
"Bagaimana jika dengan satu set armor jadi 1 koin emas dan 4 koin perak?" [Luis]
Itu artinya uangku akan tersisa 2 koin perak besar, 4 koin perak, 13 koin tembaga besar, dan 20 koin tembaga.
Umm... okelah.
________
Note*
Nama : Taishi Mitsuba
Uang : 1 → 0 emas, 2 perak besar, 8 → 4 perak, 13 tembaga besar, 20 tembaga
HP : 56
MP : 147
Poin Skill : 0
Stats :
STR : 42
VIT : 54
AGI : 36
DEX : 32
POW : 127
Skills :
[Bertarung Lvl.2], [Memanah lvl.1], [Memasak Lvl.1], [Negosiasi Lvl.2], [Penguatan Fisik Lvl.1], [Penguasaan Pedang Lvl.2], [Sihir Penyembuhan Lvl.1], [Sihir Angin Lvl.2]
Moves :
<Heal>, <Peluru Angin>, <Perisai Angin>

0 Komentar