Chapter 50 - Dimana kau sekarang wahai Hikoboshi?

Penerjemah : DuJu

    Aku yang dulu, takkan pernah mau melangkah keluar jika memiliki kemungkinan mendapat reaksi buruk, sekecil apapun itu.
    Tapi sekarang, aku ingin mengubah diriku menjadi lebih berani untuk mencoba yang terbaik agar Riko menyukaiku...
    Kalau kebetulan ini bisa menjadi kesempatanku untuk lebih dekat dengan Riko, aku ingin membicarakan masa lalu bersama Riko.

    Okelah!!

    "Riko! Tentang cerita yang kemarin...! I-ini, ini tentang anak laki-laki yang Riko temui saat masih di taman kanak-kanak..." [Minato]

    "Maksudmu, anak laki-laki cinta pertamaku?" [Riko]

    "...! ... Anak laki-laki itu cinta pertamamu, ya?" [Minato]

    "Iya. Dia adalah cinta pertamaku dan aku pun masih mencintainya." [Riko]

    "... Hmm?!" [Minato]

    Ah, benar juga...!!!

    Kata-kata yang pernah diucapkan Riko terlintas kembali di kepalaku.

    "Setelah lulus dari TK, aku harus pindah ke luar negeri karena pekerjaan ayahku, jadi kami tak bisa bertemu lagi setelah itu. Tapi setelah aku menjadi siswa SMP dan kembali ke Jepang, aku bertemu lagi dengannya... ―dia sama baiknya seperti saat dia kecil. Ketika melihatnya tersenyum malu, hatiku terasa penuh sukacita... Hingga akhirnya aku menyadari, 'Ah, ternyata selama ini aku sudah jatuh cinta dengan pria ini sejak aku berusia lima tahun', dan begitulah jadinya."

    Dan itu Berarti...!

    Cinta pertama Riko = Aku saat masih TK (seharusnya).
    Cinta pertama Riko = Orang yang masih dicintai Riko sampai sekarang.

    Jadi... Orang yang dicintai Riko sekarang = Aku, dong...?!!!

    Untuk sesaat, aku melupakan segalanya dan hampir terlena dalam kegembiraan.

    Namun, saat aku hendak berpose kemenangan, tiba-tiba aku tersadar.

    Tunggu sebentar...
    Setelah aku menjadi siswa SMP dan kembali ke Jepang, aku bertemu kembali dengannya...?

    Cara dia mengatakan agak ambigu.
    Aku dan Riko tidaklah bertemu kembali hingga kami SMA.

    "...Hmm, Riko... Kau bilang kau sudah bertemu kembali dengan cinta pertamamu, bukan...?" [Minato]

    "Jadi kamu ingat dengan ceritaku, Minato-kun? Aku senang sekali. ―itu benar. Aku pulang ke Jepang saat musim semi tahun kedua SMP-ku, lalu beberapa bulan kemudian, aku bertemu lagi dengannya. Kenangan liburan musim panas yang kualami bersamanya adalah salah satu hartaku." [Riko]

    "..." [Minato]

    ... Aku tak tahu itu.
    Aku belum pernah melihat Riko saat musim panas tahun kedua SMP-ku.

    Aku memang sudah lupa masa-masa saat aku TK, tapi aku masih ingat masa-masa SMP-ku dengan sangat jelas.
    Jadi aku bisa bilang dengan yakin.
    Jika aku bertemu dengan seorang gadis semanis Riko, bagaimana mungkin aku bisa lupa?

    Lalu, siapa yang menghabiskan musim panas dengan Riko, dong...?
    Aku tak tahu, kecuali jika orang itu bukanlah aku.

    Selain itu, Riko juga bilang ketika dia berinteraksi dengan pria itu (sebut saja pria A), dia tersentuh dengan kebaikannya, serta tergerak oleh senyumannya, dan akhirnya dia sadar kalau dia jatuh cinta padanya.
    Riko sepertinya berpikir pria yang ditemuinya saat musim panas adalah orang yang sama dengan anak laki-laki saat di taman kanak-kanak, dan disitulah kesalahpahamannya.

    Orang yang Riko suka adalah pria A.
    Di pikiran riko, pria A adalah anak laki-laki yang dia temui saat di taman kanak-kanak.
    Jadi Riko menyimpulkan anak laki-laki yang dia temui saat di taman kanak-kanak = cinta pertamanya = orang yang dia sukai sampai saat ini.

    Fakta bahwa pria A itu bukanlah aku, malah membuatku ragu kalau dia jatuh cinta dengan anak laki-laki yang dia temui saat di taman kanak-kanak.
    Bahkan kalaupun itu benar, tetap tak bisa dipungkiri kalau orang yang Riko suka adalah pria A, bukan aku.

    ...... Ahh, lemas rasanya.

    Beberapa saat yang lalu, aku merasa terbang ketika tahu aku adalah orang yang disukai Riko, tapi sekarang aku merasa seperti tertarik jatuh ke dalam jurang.

    Aku sangat iri dengan pria A itu.
    Riko bisa jatuh cinta pada pria A itu pasti karena terpicu oleh kenangan masa kecil kami.

    ... Bangsat. Ini seakan-akan kenanganku dan Riko dicuri oleh pria A itu.
    Aku yang melupakan kenangan kami berdua, memang tak berhak mengatakan itu, tapi ya mau bagaimana lagi.

    Sebenarnya, aku ingin maju dan bilang kalau orang yang ditemuinya saat di taman kanak-kanak adalah aku.

    Tapi......
    Riko pasti bakal kecewa begitu dia tahu kalau selama ini kenangan yang dia miliki dengan pria A, orang yang dia suka, sebenarnya adalah aku.
    Aku tak bisa mengambil kebahagiaan Riko hanya karena keegoisanku sendiri.

    Pada dasarnya, aku terlalu bermimpi berharap Riko akan menyukaiku.

    Jangan lupa niat awalmu dan berusahalah agar disukai Riko.
    Mengharapkan perasaan Riko hanya karena melakukan ini. [Ngajak keluar liat petasan]
    Diriku yang sekarang jelas tidak cukup untuk menjadi Hikoboshinya Riko.

    Kejadian hari ini memang membuatku syok, namun hal ini malah membuatku semakin ingin melakukan yang terbaik untuk kencan kami yang berikutnya.

    "Riko...! Aku tak sabar menunggu hari Minggu...! A, aku sangat menantikannya! Aku sungguh bersemangat, ini pertama kalinya aku merasa seperti ini...... Eh, aku tak tahu apa yang kubicarakan. Maaf...!" [Minato]

    Aku ingin membuat kata-kata untuk menunjukkan bahwa aku tidak akan menjadi orang yang berpikiran negatif dan lemah lagi.
    Namun karena tak terbiasa, aku mengatakan dengan canggung.

    Pipi Riko memerah.

    "Aku juga sangat menantikannya...!" [Riko]

    "Aku pasti akan membuat hari itu menjadi hari yang spesial. Serahkan padaku!" [Minato]

    Aku akan melakukan yang terbaik agar kau menyukaiku, bahkan jika itu hanya sedikit.
    Gumam dalam hatiku.

    Dan suatu hari, saat Riko menyukaiku―
    Akan kuberitahu bahwa sebenarnya anak laki-laki yang dia ingat itu adalah aku.

    Riko mungkin terkejut melihat diriku yang berbeda dari biasanya.
    Dengan wajahnya yang memerah, dia berkedip berulang kali.
    Tak perlu kukatakan lagi, dia terlihat sangat imut sekarang.

    Hanya tersisa beberapa hari hingga hari Minggu tiba, saat itulah takdir mulai bergerak.


    [TL: Bagi yang gk tau apa itu "Hikoboshi", itu salah satu cerita rakyat di jepang... Kalian bisa search di google, hehe...]





<<  ==  >>

0 Komentar