Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 15
Chapter 15 - Karyawisata dan pemilihan kelompok
Penerjemah : DuJu
Suatu pagi di kelas, wali kelas mengumumkan.
"Selamat pagi semuanya. Sudah sekitar satu bulan sejak tahun ajaran baru dimulai. Itu sebabnya, sebentar lagi akan ada acara tahunan. Itu adalah karyawisata musim semi." [Wali kelas]
Begitu mendengar kata "karyawisata", kelas menjadi ricuh.
40% siswa merasa senang dan gembira, 30% bertanya-tanya dengan siapa mereka akan berpasangan, 10% tak peduli, dan 20% sisanya sebagian besar merupakan para penyendiri yang merasa putus asa.
Aku juga berpikir karyawisata adalah tugas yang berat.
Yah, tak masalah sih, karena aku pasti akan sekelompok dengan Sawa seperti tahun lalu.
Tapi yang jadi masalah adalah gadis-gadisnya...
Tahun lalu, Sawa berhasil membentuk kelompok dengan gadis-gadis yang tak mencolok sama seperti kami, sih.
Semoga Sawa bisa melakukan yang terbaik lagi tahun ini...
Jujur, aku tak setuju dengan pendapat guru yang menyerahkan pemutusan kelompok untuk karyawisata pada siswa.
Kuharap mereka sadar bahwa itu adalah misi yang kejam bagi kami yang berada dalam bayang-bayang.
Memang bagi mereka yang mudah bergaul, mereka menikmati kesempatan ini untuk lebih dekat dengan seseorang yang mereka suka......
Ngomong-ngomong, Riko bergabung dengan kelompok mana, ya...?
Tanpa sadar aku memikirkan itu dan menatap bagian belakang Riko yang duduk di kursi depan kelas, dekat lorong.
Sejak pengumuman karyawisata, semua anak laki-laki di kelas telah meliriknya.
Jelas saja, semua orang pasti ingin satu kelompok dengan Riko.
Biasanya Riko selalu bersama dengan lima teman sekelas perempuannya.
Namun, wali kelas mengatakan bahwa kami harus membentuk kelompok campuran yang terdiri dari empat atau lima anak perempuan dan laki-laki, jadi mau tak mau, Riko dan teman-temannya harus dibagi menjadi dua kelompok.
Mungkin, Riko akan berkelompok dengan Asakura Reina.
Riko sering menyebut-nyebut nama Asakura saat mengobrol denganku, dan dari melihatnya juga aku tahu kalau mereka berdua sangatlah akrab.
Asakura merupakan orang yang cerdas, banyak bicara, dan memiliki suara yang keras seperti Sawa.
Selain itu, tampaknya dia memiliki karakter yang romantis, dan terkadang ketika aku mendengarnya berbicara, itu membuatku merinding.
Dia benar-benar kebalikan dari Riko yang tenang dan pendiam.
Mungkin itu sebabnya mereka bisa bergaul dengan baik, tapi dari sudut pandangku, Asakura terlihat yang lebih antusias, sementara Riko hanya iya-iya saja.
Asakura punya banyak teman, baik laki-laki maupun perempuan, jadi kuyakin salah satu cowok tampan nan supel pasti akan mendekati Asakura dan memenangkan hak untuk satu kelompok dengan Riko melaluinya.
Yup, seperti yang kupikirkan, banyak orang yang mengerumuni Asakura selama jam istirahat.
Sedangkan Riko, mengobrol dengan gadis-gadis lain seperti biasa.
Mereka semua tahu kalau mereka langsung pergi ke Riko, mereka akan diusir.
......Tapi agak aneh, bukan?
Saat di rumah, Riko banyak bicara dan aku juga merasa mudah mengobrol dengannya.
Itu menjadi sebuah misteri bagiku, kenapa saat di sekolah Riko memancarkan aura penolakan terhadap semua laki-laki...
Dan itu membuatku berpikir seolah-olah ada dua Riko, satu di rumah dan satu di sekolah.
Untukku, Riko yang di sekolah terasa sangat jauh.
Walau terkadang saat mata kami bertemu, Riko mengirimiku sinyal, tapi itu sangatlah jarang.
Jadi kali ini, kupikir apa yang dilakukan anak laki-laki di belakang layar untuk masuk ke kelompok Riko bukanlah urusanku.
Tapi ternyata‒‒
------------
"Minato-kun..." [Riko]
Pada jam istirahat makan siang.
Setelah dari toilet, aku berjalan di lorong menuju ke kelasku, tapi tiba-tiba ada suara berbisik yang memanggilku lalu aku pun melihat ke sekeliling.
Eh? Kenapa...?
Riko bersembunyi di bawah tangga, memberi isyarat dengan panik kepadaku sambil melihat sekitar.
Setelah memastikan kalau tak ada orang lain di sekitar, aku bergegas menuju Riko.
"Sini-sini!" [Riko]
"Ah, y-ya." [Minato]
Riko memanggilku dan kami pun menyelinap ke ruang di bawah tangga.
Di sini kami jadi tak perlu khawatir dilihat orang lain.
Satu-satunya yang membuatku khawatir adalah fakta kalau aku diam-diam bertemu dengan Riko sendirian.
"Maaf, karena berbicara denganmu saat di sekolah..." [Riko]
"Tak apa-apa, tapi...... ada apa?" [Minato]
"Ano... ini tentang kelompok saat karyawisata...... Minato-kun... Kamu mau tidak satu kelompok denganku...?" [Riko]
"Hee?" [Minato]
Mendengar permintaan yang tak terduga, tanpa sadar aku mengeluarkan suara kacau.
"Kenapa aku......? ......Ah, mungkinkah agar kau punya alasan untuk menolak orang lain?" [Minato]
Jadi begitu.
Jika bekerja sama denganku yang tak berbahaya, akan gampang menolak semua undangan merepotkan dari yang lain.
Aku menganggukkan kepalaku, berpikir kalau itu sudah jelas.
Tapi, aku juga tak ingin dia satu kelompok dengan laki-laki lain...
"Yah, semua anak laki-laki terlihat sangat jelas menargetkan Riko..... Pasti sulit rasanya satu kelompok dengan sekelompok orang yang hanya tertarik padamu saat karyawisata nanti." [Minato]
Aku tak populer, jadi itu hanya imajinasiku saja.
Aku mengatakan itu karena aku ingin menunjukkan kepeduliaanku pada Riko yang sedang bermasalah, tapi entah kenapa dia terkejut.
"...I-itu benar...... Aku menjadi egois lagi...... Ma-maafkan aku...... Lupakan saja..." [Riko]
"Eh?" [Minato]
Itu... tidak benar...
Itu malah berkah bagiku, bisa berada di kelompok yang sama dengan Riko.
Tapi kenapa dia berkata begitu?
Apa ada yang salah pada kata-kataku...?
Tapi dimana...?!
Aku sungguh tak tahu dan aku mulai tak sabar.
"Kalau begitu aku per‒" [Riko]
"Tu-tunggu, Riko! Kau salah paham...! Jika itu membantu Riko, aku mau satu kelompok denganmu..!" [Minato]
"......Tapi, nanti Minato-kun akan repot......" [Riko]
...Mengapa aku akan repot?
Aku tak yakin, tapi aku menggelengkan kepala dan berkata, "Tak masalah sama sekali!", lalu Riko tertawa kecil.
"...Jika Minato-kun sungguh tak membencinya..., aku ingin pergi karyawisata bersamamu..." [Riko]
Kenapa kau berpikir aku membencinya...?!!
"Po-pokoknya, begitulah...! ‒‒Ah, tapi bukannya tak wajar jika kita tiba-tiba satu kelompok...?" [Minato]
Kami belum pernah berhubungan satu sama lain sebelumnya, apalagi dia adalah gadis tercantik di sekolah sedangkan aku mungkin orang yang paling biasa-biasa saja di sekolah.
"......etto, kalau gitu, bagaimana kalau kita jadi teman masa kecil...? Seperti pernah berada di TK yang sama?" [Riko]
Riko menatapku sambil mengutak-atik rok seragamnya.
Keimutan Riko membuat kepalaku penuh, jadi tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab, "Oke, ayo kita menjadi teman masa kecil".
Karena mataku terpaku pada gerakan Riko yang imut, aku tak memikirkan apa itu baik-baik saja atau tidak, tapi itu tak masalah.
"Ah! Tapi... Riko, apa teman-temanmu yang lain tak masalah? Dengan kelompok orang-orang seperti kami..." [Minato]
"Ya, Rei-chan bilang siapapun boleh." [Riko]
'Siapapun boleh', mungkin yang dia maksud adalah para pria tampan yang mengajakmu...
Kuyakin Asakura Reina tak berpikir sedikitpun kalau Riko akan membawaku ataupun Sawa.
Tapi jika kubilang itu, semua percakapan kami akan jadi sia-sia, karena itu aku tak memberitahunya.
Asakura Reina mungkin akan secara terang-terangan menolak kami...
Meeski begitu, aku masih ingin berada di kelompok yang sama dengan Riko.
Aku belum minta persetujuan Sawa, tapi kuyakin dia takkan keberatan, jadi seharusnya tak ada masalah.
0 Komentar