Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 23.5
Side Story 1 - Masa lalu Minato
Penerjemah : DuJu
Sejak tiga tahun yang lalu, setiap kali aku terbawa suasana, ingatan itu selalu muncul.
Ingatan mengerikan yang selalu menghantamku dan membuatku sadar akan kenyataan.
Sebuah kilas balik dari peristiwa yang terjadi saat musim gugur di tahun ketiga SMP.
"‒‒‒eh? Jangan bilang, kau salah paham? Hanya karena seorang gadis mengobrol denganmu, bukan berarti dia tertarik padamu, tahu? Kau bahkan tak tahu bagaimana wajah asli gadis itu, bukan? Apalagi kelebihan dan keburukannya, kan? Namun, kau berpikir dia jatuh cinta padamu? Itu sangatlah bodoh. Aku benar-benar kecewa, ternyata Minato adalah pria yang seperti itu."
Yang dia katakan itu tak benar.
Tapi kata-kata itu sangatlah menyakitkan hingga aku tak bisa berkata apa-apa.
"Kupikir bertukar pesan setelah menonton film itu adalah hal yang wajar. Bukankah begitu seharusnya? Aku tak paham. Kalau begini... kau malah jadi menakutkan."
Sambil mengulang napas pendek, aku hanya kata, "Maaf", yang keluar dari mulutku.
"Kita masih kelas 3 SMP sekarang. Karena itu, aku akan mengajarimu Minato, pria yang suka salah paham dan berpikir mereka disukai itu tak menarik, loh! Maksudku, darimana rasa percaya dirimu itu? Aku tak tahu hal apa yang membuatmu berpikir merasa disukai begitu mudahnya. Menggelikan."
Deg-deg-deg‒‒
Apakah ini suara detak jantungku?
Selama dia merendahkanku, suara ini terus berdetak semakin kencang.
"Dan ada lagi yang ingin kuberitahu padamu, selama ini aku tak menganggap Minato sebagai teman."
Di antara semua kata yang dia lontarkan, itulah yang paling mengejutkanku.
Selama ini, aku berpikir kalau kita adalah teman.
Tapi ternyata tidak.
Yang dia bilang itu benar, aku adalah seorang bajingan yang suka salah paham.
Deg-deg-deg‒‒
[TL: bingung? no prob, next chapter mungkin bakal ada penjelasannya...]
------------
Aku terbangun dengan penuh keringat.
Tiba-tiba, aku mendengar suara ketukan pintu yang disusul oleh suara menyenangkan.
"Oiii, tukang molor. Kamu bilang kamu ingin aku membangunkanmu, jadi sekarang bangunlah."
Suara Riko membuatku bangkit dari rasa tertekan oleh mimpi buruk yang baru saja kualami.
Ini adalah awal dari liburan bahagia yang sempurna.
Aku tak ingin merusaknya karena mimpiku.
"Maaf, aku sudah bangun...! Aku akan segera ke sana." [Minato]
"Oke! Aku sudah membuatkan sarapan, jadi ayo makan bersama! Hari ini, kita makan sandwich hangat." [Riko]
"Ya, terima kasih!" [Minato]
Walau tubuhku masih berkeringat, aku tersenyum.
Ini bukanlah hiperbola semata, tapi kehadiran Riko bagiku memang merupakan berkah.
0 Komentar