Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 25
Chapter 25 - Apa yang diinginkan istriku dari permainan hukuman? (Bagian 1)
Penerjemah : Duju
Suatu hari, setelah makan malam, Riko dengan gembira mengeluarkan papan Othello.
"Minato-kun, aku punya permintaan." [Riko]
"Ya, boleh kok." [Minato]
"Eh? A-aku belum bilang apa-apa, tahu...?" [Riko]
"...! O-oh, iya. Aku salah." [Minato]
"Hahaha, Minato-kun, kamu sungguh lucu." [Riko]
Tak ada alasan bagiku untuk menolak permintaan Riko, jadi tanpa sadar aku mengiyakannya.
"Jadi mau minta apa?" [Minato]
"Nnn, kalau kamu tidak keberatan... Mau tidak bermain permainan hukuman denganku menggunakan permainan Othello?" [Riko]
"Permainan hukuman?" [Minato]
"Jika aku menang, tolong... tolong bolehkan aku bertanya lima pertanyaan kepada Minato-kun." [Riko]
Pertanyaan kepadaku...?
"Boleh kok, main Othello... tapi memangnya apa yang kau mau tahu dariku?" [Minato]
Tak ada yang menarik dari diriku.
Ketika aku menanyakan itu, tiba-tiba Riko mulai gelisah.
"Ah, i-itu, etto...... Ah! Semakin aku tahu tentang Minato-kun, semakin mudah bagiku untuk melakukan tugas sehari-hari..." [Riko]
"Beneran begitu?" [Minato]
"Ya, seperti itu! Aku sudah tahu makanan favorit Minato-kun, film favorit Minato-kun, mata pelajaran favorit Minato-kun, game favorit Minato-kun, anime favorit Minato-kun, toko favorit Minato-kun, negara favorit Minato-kun, dan aktor favorit Minato-kun, tapi itu masih tidak cukup..." [Riko]
"Eh? Riko, bagaimana bisa kamu tahu banyak tentangku...?!" [Minato]
Ketika aku bertanya lagi, Riko dengan bangganya tertawa, "Hehehe."
... Apa kau mencari tahu tentang diriku segitu banyaknya hanya agar pekerjaan sehari-harimu menjadi lebih mudah?
Tapi darimana kau...
Apa itu adalah suatu hal yang dapat dengan mudahnya diketahui dari kehidupan sehari-hari?
Yah, akhir-akhir ini aku sering mengobrol dengan Riko, jadi mungkin hobi dan kesukaanku lainnya terlihat jelas saat itu.
"Kalau kau sudah mengenalku sebanyak itu, kurasa tak ada lagi yang bisa kuberikan kepadamu..." [Minato]
Aku tersenyum masam, dan seketika pipi Riko menjadi sedikit merah.
"Ekspresi wajah Minato-kun sungguh...... Uwaa?!! Mo~, aku tak percaya...... Aku sangat senang hingga aku hampir kelepasan...... Kamu tak seharusnya mengatakan itu, loh? Oke, oke..." [Riko]
"...?" [Minato]
Riko berbicara sendiri dengan kedua tangan di pipinya.
Aku tak mengerti dia kenapa, tapi melihatnya seperti itu, dia terlihat imut.
Kemudian Riko berdeham sebelum menoleh ke arahku.
"Jadi maukah kamu bertaruh denganku menggunakan permainan Othello? Dan kalau Minato-kun menang, aku akan mendengarkan apapun permintaanmu!" [Riko]
"..." [Minato]
Permintaan apapun...!!!
Dibandingkan hadiah yang ditawarkan Riko padaku, informasi tentangku tidaklah berharga sama sekali, jelas tawaran ini sangat sayang untuk ditolak...
Sulit rasanya membuat Riko kalah, tapi ini adalah sesuatu yang harus kuperjuangkan sebaik mungkin...!
Dan kami pun mulai bermain Othello.
Kami duduk berdampingan di sofa seperti biasa dan meletakkan papan Othello di antara kami.
Riko berwarna putih dan aku berwarna hitam.
Karena menang suit, Riko jalan pertama.
"Yey! Kalau gitu, aku, taruh di...... sini!" [Riko]
Riko, yang bertingkah seperti anak kecil, aku suka itu.
"Sudah berapa tahun ya, aku tidak main Othello..." [Riko]
"Aku pun juga sudah lama tidak main. Aku sangat merindukannya." [Minato]
"Benarkah? Aku senang sudah membelinya." [Riko]
Aku mengangguk.
...... Eh?
Di saat aku teralihkan oleh obrolanku dengan Riko, papan sudah dipenuhi dengan batu putih.
Riko, jangan bilang, kamu tak tahu kalau membuat semua tempat menjadi batu sendiri di awal permainan itu tidak bagus...?
"Riko, ini... semuanya kau buat putih..." [Minato]
"Ya, aku tahu!" [Riko]
Senang rasanya melihat Riko yang mengangguk lucu seperti itu, tapi dia pasti sungguh tak mengerti...!
... Kalau gitu.
Akan kuserang dari luar!
Akan kucoba untuk memasukkannya ke dalam sebanyak mungkin...
"Riko, tempat itu..." [Minato]
"Fufufu! Aku mencoba membuat serangan kecil!" [Riko]
Aaahhh, sudahlah.
Lucu rasanya melihat kau yang bangga karena itu, tapi Riko, itu adalah cara yang ceroboh untuk menyerang...
Dan faktor penentunya adalah‒‒
"Yosh, kupikir langkahku berikutnya adalah...... di sini!" [Riko]
"...!!!" [Minato]
Dengan satu hentakan, kukunya yang berwarna sakura itu meletakkan batu putih di samping sudut.
Memang benar aku jalan menghindari bagian sudut, tapi sungguh, aku benar-benar tak tahu strategi macam apa yang dia jalankan...
Riko sangatlah jujur hingga kepalaku berputar dibuatnya.
...... Ini seperti situasi di mana orang jelek menipu peri suci.
"Maaf, Riko..." [Minato]
"Eh? Ada apa, tiba-tiba?" [Riko]
Bagaimanapun, jika ini terus berlanjut, Riko akan kalah.
Tentu saja aku ingin memenangkan taruhanku dengan Riko, tapi aku juga tak ingin Riko kalah.
Apalagi, sepertinya Riko juga tak sadar kalau dia akan kalah...
... Okelah.
Kalau begitu, aku akan mengambil jalan pintas agar Riko tak mengetahuinya lalu membuatnya menang.
Tak peduli walaupun itu palsu.
Membayangkan betapa senangnya Riko saat menang, itu turut membuatku senang.
Melepaskan tujuan awalku, aku mati-matian mencoba untuk kalah.
Tapi‒‒
Tak peduli seberapa keras aku mencoba, keadaan bidak othello Riko sangatlah payah.
0 Komentar