Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 28
Chapter 28 - Malam kami berdua (1)
Penerjemah : DuJu
Riko takut dengan petir sehingga dia tak bisa tidur sendiri.
Karena itu, dia akan menyelinap ke tempat tidurku disaat aku tidur atau menahanku di kamar tidurnya.
Setelah mengalami peristiwa seperti itu dua kali, kami berdiskusi dan membuat peraturan ini.
‒‒Jika ada badai saat malam, kita akan tidur berdampingan menggunakan futon di ruang tamu.
Jika Riko takut, apapun akan kulakukan untuk meredakan ketakutannya.
Karena itu, akulah yang menyarankan agar kami tidur bersama, dan Riko pun setuju dengan itu.
Kurasa dia benar-benar takut dengan petir.
Karena dia sangat gembira dengan itu, aku takkan membatalkannya.
Tapi tak usah khawatir.
Sejak aku mulai hidup bersama Riko, secara bertahap aku belajar betapa kuatnya rasionalitasku.
Jadi aku yakin, kali ini aku juga takkan mengkhianati kepercayaannya padaku.
Pikiran kuno bahwa memalukan bagi seorang pria yang menolak nafsu di hadapan wanita itu sudah ketinggalan zaman.
Aku ingin menjadi pria yang aman, dapat diandalkan, dan bernilai bagi Riko.
Tapi, walaupun aku sudah menyiapkan mentalku untuk itu, langit di atas Kamakura telah damai sejak saat itu.
Meskipun turun hujan, tapi tak ada petir yang muncul.
Musim badai musim semi pasti telah berlalu sebelum aku menyadarinya, dan menuju ke awal musim panas.
Aku menjadi begitu lengah, sehingga saat mendengar ramalan cuaca di TV pagi ini, aku menyemburkan tehku.
"Waa! Oh tidak, Minato-kun...! Aku akan segera membersihkannya, duduklah dengan tenang!" [Riko]
Riko bergegas ke arahku dengan membawa kain bersih dan dengan sangat hati-hati menyeka kecerobohanku.
"Ma-maaf." [Minato]
"‒‒oke. Untung timingnya pas, jadi seragamnya tak basah!" [Riko]
Melihat dirinya yang kagum dengan wajah serius itu, makin membuatku malu.
"Lebih penting lagi, Riko. Lihatlah ramalan cuaca!" [Minato]
"Eh?" [Riko]
Riko melihat ke layar TV yang kutunjuk.
Ramalan malam ini di Prefektur Kanagawa Timur.
Hujan deras disertai petir.
"...! Pe-petir... Uwaa!... etto." [Riko]
"Eh? Riko, kenapa kau terlihat senang?" [Minato]
"Hah?! Ti-tidak, ah?! Aku tidak senang, tahu?!" [Riko]
"Kau takut petir, kan?" [Minato]
"Benar... Tapi... untuk sesaat aku lupa kalau aku takut petir..." [Riko]
"...?" [Minato]
"A-anoo... Yang Minato-kun bilang sebelumnya... Apa itu benar-benar boleh...?" [Riko]
Aku tahu dia sedang membicarakan tentang tidur bersama.
Tapi, baik Riko maupun aku terlalu malu untuk mengatakannya secara langsung, jadi kami hanya mengatakannya dengan samar-samar.
"Ya... yang itu, ya? Aku tahu. Seperti yang kubilang sebelumnya, selama Riko mau, aku tak masalah..." [Minato]
"Kalau begitu, mohon kerja samanya..." [Riko]
"A-aku juga...!" [Minato]
Kami dengan canggung membungkuk satu sama lain.
Dan tentu saja, hari ini, aku tak bisa berkonsentrasi sama sekali pada pelajaran di sekolah.
"Hei, Minato. Hari ini, kau terlihat lebih lesu dari biasanya, bukan?" [Sawa]
"...Eh? Apa?" [Minato]
Ketika aku tersadar dan mendengarkan dengan tergesa-gesa, Sawa mengangkat bahunya seolah-olah kecewa.
"Kelas sudah berakhir, loh." [Sawa]
"Oalah..." [Minato]
Sawa menghela napas dan terus menatap diriku yang sedang merapihkan buku-buku pelajaran di meja.
"Minato, kau sering melamun akhir-akhir ini." [Sawa]
"Iya, kah?" [Minato]
"Apa kepalamu penuh, karena memikirkan Hanae-san?" [Sawa]
Aku terkaget, tiba-tiba dia menyebutkan nama itu.
"A-apa? Tiba-tiba menyebut Hanae-san...... Apa maksudmu?" [Minato]
"Apa kau sungguh berpikir kau bisa membodohiku dengan gelagatmu yang seperti itu? Aku agak sedih kau menyembunyikan sesuatu dariku. Kupikir selama ini kita adalah sahabat, tahu?" [Sawa]
'Menyembunyikan sesuatu'.
Mendengar kata itu, aku menjadi lebih panik.
...... Sawa, berapa banyak yang kau tahu...
"Yah, aku tak paham lagi. Tak mungkin ada pria yang merasa tak enak karena disukai oleh gadis imut sepertinya." [Sawa]
... Hah?
"Oy, tunggu. Kau bilang apa? Suka...?" [Minato]
"Ku‒bi‒lang, berhentilah berpura-pura!" [Sawa]
"Tidak, aku sungguh tak paham apa yang kau katakan." [Minato]
Saat aku mengatakan itu dengan wajah datar, Sawa yang tadinya menyeringai, menghentikan tawanya.
"Siapa yang suka dengan siapa...?" [Minato]
"Kubilang, Riko-hime lah yang menyukaimu!" [Sawa]
"Haaaaaa......?!!" [Minato]
Selama ini, aku tak pernah membuat keributan apapun di kelas yang membuatku menonjol.
Tapi, meskipun aku selalu hidup seperti itu, aku tak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.
0 Komentar