Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 35
Chapter 35 - Istriku, pacarku?
Penerjemah : DuJu
Kalau seperti ini, yang ada, Riko akan menjadi target rasa penasaran semua orang.
Aku harus melindungi Riko.
Pada saat aku memikirkan itu, tubuhku sudah bergerak terlebih dahulu.
"Riko, sini!" [Minato]
Saat aku memegang tangan Riko dan mengajaknya berlari keluar, seisi kelas pecah, bersorak kaget.
Aku terus membawa Riko melewati lorong, menaiki tangga, dan menuju ke atap sekolah.
"Minato-kun...!" [Riko]
Riko memanggil namaku dengan napas yang terengah-engah.
"Ah, maaf!" [Minato]
Aku buru-buru melepaskan tangannya, yang selama ini aku genggam erat-erat.
"Riko, di papan tulis kelas tertulis seperti ini..." [Minato]
Aku menjelaskan situasinya kepada Riko sebanyak yang kupahami.
Riko yang mendengarkan ceritaku, wajahnya semakin pucat.
"Gimana, nih? Maafkan aku, maafkan aku...! Ini semua karena aku yang menginginkan pergi ke distrik perbelanjaan bersama..." [Riko]
"Riko, ini bukan salahmu, kok. Aku hanya kaget saja, karena kita bisa terfoto." [Minato]
"... Sebenarnya, ini bukan yang pertama kali." [Riko]
Ah, kalau dipikir-pikir, aku pernah melihat Riko disebut-sebut di koran sekolah beberapa kali.
Tapi, bukankah itu melanggar privasi Riko?
Aku tahu ketika mereka menerbitkan artikel tentang siswa-siswa populer, tanggapan yang mereka terima sangat besar.
Tapi bagaimanapun juga, hal-hal seperti itu harus meminta izin dari orangnya dulu, dong.
Koran sekolah itu bukan publikasi mingguan, loh!
"Seharusnya aku menghentikan mereka lebih tegas lagi. Aku sungguh minta maaf karena sudah membuatmu terlibat. Aku akan segera memberitahu mereka untuk berhenti... Tapi, setelah seperti ini, aku harus gimana......" [Riko]
Riko menunduk dengan wajah penuh kesedihan.
Aku tak bisa membiarkan Riko terlihat seperti ini.
Aku harus berbuat sesuatu.
Tapi, apa?
Yang jelas, satu-satunya masalah yang harus kami tutupi adalah fakta bahwa kami sudah menikah dan tinggal bersama sebagai pasangan suami istri sekarang.
Jika mereka tahu itu, jelas itu akan menarik lebih banyak perhatian daripada yang sekarang.
Dan target rasa penasaran dari itu semua pasti akan tertuju kepada Riko, bukan aku.
Karena itulah, apapun yang terjadi, itu tak boleh terbongkar.
Aku membaca ulang artikel di koran yang kurebut dari tangan Sawa.
Yang terungkap di sana adalah kami pergi berbelanja ke distrik perbelanjaan dan pulang bersama.
Dan dalam artikel ini, disebutkan bahwa kemungkinan besar kami berpacaran.
"... Kurasa sebaiknya kita berpura-pura pacaran saja seperti yang mereka bilang." [Minato]
"Eh?!" [Riko]
"Sepertinya akan sulit untuk menutupi hubungan kita yang sebenarnya, jadi kupikir akan lebih baik jika kita mengaku berpacaran daripada pernikahan kita ketahuan." [Minato]
Ketika aku melihat Riko yang melongo kaget, aku merasa sudah menyarankan sesuatu yang keterlaluan.
"Ma-maaf, aku tak bermaksud‒‒" [Minato]
"Itu ide bagus!!" [Riko]
"... Sungguh?" [Minato]
"Ya! Jika Minato-kun tak masalah, aku sangat setuju! Jika seperti itu, tidaklah aneh jika kita pergi berbelanja bersama ataupun pulang bersama! Dan kita juga bisa melakukan banyak hal lain yang ingin kucoba!" [Riko]
"Riko, hal lain apa yang ingin kau coba bersamaku?" [Minato]
"...! I-itu cuma asal bicara, jadi tolong lupakan..." [Riko]
"O-oke?" [Minato]
Aku tak tahu apa maksudnya, tapi karena dia minta lupakan, jadi aku mengangguk saja.
"Ah, tapi kurasa takkan ada yang percaya padaku kalau aku bilang kita pacaran." [Minato]
"Kenapa?" [Riko]
"Karena kita benar-benar tidak cocok." [Minato]
"...uuhh. Maafkan aku. Aku akan berusaha menjadi gadis yang lebih baik...!" [Riko]
"Eh?! Bukan! Bukan Riko maksudku, tahu?! Justru akulah yang tak layak menjadi pacarmu!" [Minato]
Memang itulah faktanya, tapi biasanya Riko pasti menyangkal itu.
Benar saja, dia langsung menjawab, "Itu tidak benar, loh!" dan berusaha menyangkalnya.
Tapi tetap saja, jika saja disini ada lubang, aku pasti akan langsung masuk dan bersembunyi di dalamnya.
"Yah, untuk saat ini, ayo kembali ke kelas dulu. Kelas sebentar lagi akan dimulai." [Minato]
"Baik. Tapi, aku merasa gugup menyatakan bahwa kita berpacaran..." [Riko]
"Riko, akan ingin memastikannya lagi, apa kau sungguh baik-baik saja dengan ini? Meskipun ini bohongan, tapi semuanya pasti akan berpikir kalau pacar Riko adalah aku, loh?!" [Minato]
Apa kau tak malu berpasangan denganku?
Orang-orang akan menganggapmu memiliki selera rendah, loh.
Ketika aku menanyakan itu kembali, pipi Riko menjadi merah muda dan dia menganggukkan kepalanya.
"... Ini malah seperti mimpi bagiku." [Riko]
"Eh?" [Minato]
"Ah! Bukan apa-apa! ...... Nee, ke ruang kelasnya, mau bergandengan tangan?" [Riko]
"Ke, *uhuk-uhuk*, ke-kenapa...?" [Minato]
Aku tersedak oleh pertanyaanku.
"Habisnya, tadi kita bergandengan tangan saat keluar kelas, kan?" [Riko]
"I-iya, sih." [Minato]
"Jadi kurasa akan lebih bagus jika kita kembali seperti itu juga." [Riko]
Menatapku dengan mata yang berbinar, Riko bertanya, "Bagaimana?"
Di-dia, dia terlalu imut...
Tak perlu kalian tanyakan lagi, tentu saja aku mengiyakannya.
0 Komentar