Chapter 36 - Deklarasi kami pacaran!

Penerjemah : DuJu

    Jika rumor tersebut dibiarkan, akan ada banyak orang yang berspekulasi dan mencoba mencari tahu, apalagi orang-orang dari klub surat kabar.
    Melihat betapa populernya Riko di mata orang, tentu saja itu bukan candaan.

    Dan jika itu terjadi, fakta kalau kami hidup bersama bisa saja terungkap.
    Oleh sebab itu, kami kembali ke kelas dan memutuskan untuk mengumumkan tentang hubungan kami.

    Di perjalanan, aku dan Riko berdiskusi secara singkat, berusaha membuat kebohongan seakurat mungkin agar tak ada yang curiga dengan kami.
    Aku tak pandai berbicara, jadi Riko lah yang mengambil peran untuk menjelaskannya.

    "Riko, apa maksudnya yang ada di koran sekolah ini?! Apa kalian benar-benar pacaran?! ......Apa ini benar?! Eeeeeeehhhh?! Seriusan?!!" [Reina]

    Asakura, yang sepertinya baru saja datang ke sekolah, bergegas ke arah kami sambil berteriak.
    Teman-teman sekelasku berkumpul untuk mendengar jawaban kami, dan dengan cepat kami dikerumuni.
    Sawa, yang sepertinya menungguku kembali di pintu masuk kelas, ikut bergabung.

    "Oi, oi!! Apa maksudnya ini?! Bukankah kalian hanya teman masa kecil?!"

    "Ehehe, sebenarnya kami itu pacaran. Ya, kan? Minato-kun." [Riko]

    Riko tersenyum sambil memirinkan kepalanya, itu sangatlah imut.

    ‒‒ah salah, ini bukan waktunya untukku terpesona.
    Aku buru-buru menggelengkan kepalaku dan segera mengiyakan pertanyaan Riko.
    Semua teman sekelasku menatapku dan Riko secara bergantian seolah-olah mereka tak percaya.

    "Mereka bilang mereka berpacaran..."

    "Sulit dipercaya..."

    "Hanae-san, apa Niiyama memiliki kelemahanmu...?"

    "Tidak, kurasa Niiyama tak mungkin bisa melakukan itu... Tapi ini malah jadi lebih misteri lagi."

    Sebagian besar reaksi yang kami dapatkan sesuai dengan dugaanku.
    Yah, kalian memang benar.
    Aku sendiri pun juga tidak percaya gadis tercantik di sekolah menjadi pacarku.

    Namun, Riko membuat wajah jengkel dan melilit tangan kirinya ke lenganku dengan tangan kanannya yang masih menggenggam tanganku.
    Aku merasa seakan-akan lenganku sedang dipeluk oleh Riko, dan ini sangat berbahaya bagiku.

    "Kenapa kalian bilang aku punya kelemahan?" [Riko]

    "Habisnya... Riko dan Niiyama-kun berpacaran itu sangatlah mustahil! Aku tak tahu apa yang terjadi padamu, tapi kau tak pernah sama sekali menerima pengakuan dari para pria tampan, loh...?!! Apa jangan-jangan, Riko tak menyukai pria tampan?!" [Reina]

    Meskipun Asakura mengatakan itu dengan antusias, Riko tetap tampak tenang seperti biasanya.
    Tapi kemudian, dia mengungkapkan sesuatu yang membekukan semua orang di tempat.

    "Eh? Ada apa? Justru Minato-kun sangat keren, ya kan?" [Riko]

    Seketika, kelas menjadi hening.
    Keheningan yang menyedihkan ini seakan-akan seperti penyangkalan terhadap pernyataan yang diucapkan Riko.

    Aah...
    Aku tahu aku tidaklah tampan, tapi tolong jangan menatapku dengan tatapan kasihan seperti itu.

    Walaupun aku yakin ini adalah salah satu dari kebaikan Riko untuk menutupi penampilanku, tapi aku tetap senang mendengarnya...

    "Ya, yah, mereka bilang cinta itu buta, jadi tak apa-apa... Tapi apa kalian benar-benar pacaran?" [Reina]

    "Tentu saja!" [Riko]

    "Aku masih tidak percaya..." [Sawa]

    Sawa menyipitkan matanya padaku.
    Teman-teman yang lain juga menggelengkan kepala mereka saat mendengar itu.

    Woy, Sawa.
    Kau temanku, bukan? Sedikit saja bisa tidak, kau berada di pihakku?!

    Tepat setelah aku memikirkan itu, aku terkejut.
    Ah, sial.
    Kalau kuingat-ingat lagi, waktu itu saat Sawa menekanku, aku berkata padanya, "Ada orang lain yang aku suka!", karena tak ada pilihan lain.

    Pasti sekarang Sawa menganggapku sebagai 'Bajingan yang berani berpacaran dengan Riko, padahal menyukai orang lain' di pikirannya.
    Kalau dilihat baik-baik, di antara semua siswa yang menatap kami, hanya Sawa saja yang menatapku dengan tajam.

    Ini buruk, aku harus mempersiapkan alasan yang bagus untuk ini...

    "Aku sedih karena kalian tak mempercayaiku..." [Riko]

    Ketika Riko bergumam sedih, seketika semuanya berhenti dan segera meminta maaf.
    Kurasa mereka semua merasa seperti sedang menindas Riko.

    "Ma-maaf, Riko. Bukannya kami meragukanmu, tapi kami hanya kaget saja, tahu?" [Reina]

    "Benarkah?" [Riko]

    "Tentu saja. Ya, kan? Teman-teman?" [Reina]

    Semua teman sekelas kami segera mengangguk pada kata-kata Asakura.

    Dengan begini, kuharap kebohongan kami akan berjalan lancar.
    Tepat setelah aku mengharapkan itu‒‒

    "Aku sangat senang. Akhirnya aku bisa berpacaran dengan Minato-kun, orang yang sudah lama aku sukai. Karena itu, aku ingin Rei-chan mendukungku." [Riko]

    "Eh?! Ri, Riko! Kau sudah lama menyukainya?!" [Reina]

    Mata Asakura terbuka lebar.

    "Iya. Aku mencintai Minato-kun dari dulu, makanya aku menembaknya. Karena itu, aku sangat bahagia sekarang." [Riko]

    Semua orang membuka mulut mereka dan menatapku secara bersamaan.
    Tak dapat dihindari, wajahku pasti sangat merah sekarang.

    Walau cuma pura-pura, tetap saja, aku tak menduga Riko akan mengatakan "Aku mencintai Minato-kun"......
    Oh, tidak.
    Jantungku berdebar-debar sekarang.

    "Niiyama, kau sialan...... kebaikan apa yang telah kau perbuat di kehidupanmu yang sebelumnya...?" [Sawa]

    Sawa bergumam dengan nada kesal.

    Iya juga...
    Bisa mendapatkan begitu banyak kebahagiaan dari Riko yang tak layak kudapatkan ini... Mungkin saja, di kehidupanku sebelumnya, aku adalah seorang Hitobashira. [TL: Hitobashira itu tumbal buat ritual doa]

    "Eh?! Kalau begitu, aku juga dong! Aku yakin aku sudah melakukan yang terbaik di kehidupanku sebelumnya, sehingga aku bisa bertemu Minato-kun! Ehehe!" [Riko]

    Tu-tunggu, Riko!
    Tolong, kurangi dikit keimutanmu itu...!
    Aku tahu kau berusaha keras untuk membuat semua orang percaya, tapi hatiku sudah tak kuat...!

    Saat aku memikirkan itu, bel sekolah tiba-tiba berbunyi.
    Aku dan Riko saling memandang sejenak, lalu mengangguk kecil sebelum kami menuju ke tempat duduk masing-masing.
    Riko terlihat sangat bahagia sekarang, dan entah kenapa, ekspresi imutnya itu masih berbayang di kepalaku.





<<  ==  >>

0 Komentar