Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 40
Chapter 40 - Menabung hanya untuk membahagiakanku
Penerjemah : DuJu
"Satu, sepuluh, seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, satu juta, totalnya..... eeehhhhh?!!!" [Minato]
Berkali-kali aku menggosok mataku dan menghitungnya lagi, hasilnya tetaplah sama.
"Kupikir tabunganku akan lebih banyak lagi saat aku lulus SMA dan lulus perguruan tinggi." [Riko]
"Tabungan, kau bilang...... Ini semua adalah uang tabungan Riko?! Tapi uang saku siswa SMA tak mungkin bisa sebanyak ini!" [Minato]
"Iya, aku meminjam uang dari orang tuaku lalu menambahnya sedikit demi sedikit dengan saham." [Riko]
"Riko, apa kau tahu banyak tentang saham?!" [Minato]
Pernyataan menakjubkan yang diucapkan Riko seketika membuat kepalaku berputar.
"Aku berpikir saham adalah cara terbaik untuk menumbuhkan uang simpanan yang cocok di usiaku. Karena itu, aku mempelajarinya." [Riko]
"...!" [Minato]
"Kurasa untuk membuatmu bahagia, aku masih butuh uang lebih banyak lagi. Jadi aku akan terus berusaha!" [Riko]
Untuk membuatku bahagia?
Tapi itu bukanlah cara yang benar, tahu?!
Tapi, ngomong-ngomong, jumlah tabungan sebanyak ini......
Aku tak percaya ada orang yang bisa menghemat uang sebanyak itu hanya dengan mempelajari saham.
Aku tak tahu kalau dia memiliki bakat seperti itu.
Riko sungguh tak tertebak. [TL: emang...]
"Meski begitu, ini benar-benar menakjubkan..." [Minato]
Kurasa bahkan orang dewasa yang bekerja saat ini pun tak memiliki uang simpanan sebanyak itu di rekening bank mereka.
Aku juga menyisihkan sebagian uang pekerjaan paruh waktuku, tapi jumlahnya sangatlah berbeda 100 kali lipat.
Melihatku yang terkesan, Riko tersenyum kecil.
"Minato-kun, kalau ada sesuatu yang kamu inginkan, jangan ragu untuk memberitahuku, oke? Aku akan memberimu apapun yang kamu inginkan!" [Riko]
Kata-kata Riko membuatku takut.
"Misalnya, mobil atau rumah liburan! Mobil masih dilarang karena peraturan sekolah, tapi jika hanya memilikinya, kurasa tak masalah!" [Riko]
"Rumah liburan?! Mobil?!" [Minato]
Ini bukan saatnya untuk terkejut...
"Aku tak bisa membiarkanmu melakukan itu, Riko!!" [Minato]
Saat aku buru-buru menggelengkan kepalaku, Riko memiringkan kepalanya dengan ekspresi bingung di wajahnya.
Bahkan di saat seperti ini pun, dia tetap terlihat imut seperti biasanya...
"Apa maksudmu?" [Riko]
"Ma-maksudku, memberikan sesuatu seperti itu...!" [Minato]
"Eh? Tapi, fungsinya tabungan untuk itu, bukan?" [Riko]
Justru itu......
Apa kau menabung untuk orang lain?!!
Tiba-tiba, aku ingin sekali memegang kepalaku.
'Tekad melakukan sesuatu untuk orang lain' yang dimiliki Riko, benar-benar menjengkelkan...
"Ah, juga, jika kamu ingin hidup malas dan bermain sepuasnya selama masa hidupmu, itu tidak masalah!" [Riko] [TL: anjeerr...]
Rikooooooooo...!!!
"Dengar, Riko...! Itu adalah uangmu, jadi gunakanlah untuk kepentingan dirimu sendiri! Selain itu, jika ada orang yang menyetujuimu mengatakan 'Aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan', jelas dia bukanlah orang yang baik. Jadi, aku tak bisa membiarkanmu melakukan itu, Riko...!" [Minato]
"... Kalau gitu, tak apa-apa jika itu Minato-kun, kan?" [Riko]
"Eh?" [Minato]
"Habisnya, saat aku bilang 'Aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan', Minato-kun berkata 'Aku tak bisa membiarkanmu melakukan itu'. Itu artinya Minato-kun yang menolakku adalah orang yang baik, kan? Kalau begitu, Minato-kun tak perlu keberatan lagi!" [Riko]
"E, etto, itu benar... tapi juga salah..." [Minato]
Ini mulai terdengar seperti pertanyaan dan jawaban tebak-tebakkan.
"Pokoknya! Aku tak mau menggunakan Riko sebagai dompetku ataupun ATM berjalanku, TITIK!!! [Minato]
Tak mungkin aku memperlakukan gadis yang kusuka seperti itu.
Mau berapa banyak uang yang dimiliki Riko, aku tak peduli.
"Begitu, ya..." [Riko]
Riko sangat kecewa, mungkin karena dia kehilangan kesempatan untuk melayaniku, dia menjadi murung.
"Susah juga mencari kesempatan untuk merawatmu, ya..." [Riko]
Riko bergumam sendiri dengan suara yang sangat kecil.
Apa maksudnya?
"Riko?" [Minato]
"Ah, maaf! Tak ada apa-apa...! Jadi, bolehkah aku membeli sirkulatornya...?" [Riko]
Aku ragu apakah aku harus menurutinya atau tidak, tapi karena aku baru saja membuatnya tertekan, itu terasa sulit untuk menolaknya lagi.
"... Tolong sirkulatornya saja." [Minato]
Setelah berpikir panjang, aku mengatakan itu padanya, setelah itu ekspresi Riko menjadi cerah kembali.
"... Oke!" [Riko]
Aku menyukai senyum Riko, tapi perasaanku campur aduk sekarang.
Aku tak percaya dia sangat senang melakukan begitu banyak hal untukku.
Karena itu, aku takut Riko akan terjebak oleh orang jahat di masa depan nanti.
Aku harus mengawasinya dengan hati-hati...
Bahkan jika dia tak jatuh cinta padaku, aku takkan membiarkan dia jatuh cinta dengan pria brengsek.
Jadi selama Riko mengizinkanku, aku ingin tetap berada di sampingnya dan melindunginya.
"Kalau begitu aku akan pergi ke toko elektronik akhir pekan ini!" [Riko]
"Ah, Sabtu ini pekerjaanku libur, jadi bolehkah aku ikut?" [Minato]
Setidaknya, aku ingin membawa barang bawaannya.
Saat aku menanyakan hal itu padanya, Riko terpaku dengan mata terbuka lebar.
"E... Eh?! Beneran...?!" [Riko]
Apa yang membuatmu begitu terkejut?
"...? Kalau Riko tak keberatan." [Minato]
"Syukurlah...! Kalau begitu Sabtu, ya...! Janji, oke?!" [Riko]
Dengan bersemangat, Riko mengulurkan jari kelingkingnya.
Satu detik kemudian, aku akhrinya sadar apa yang dia inginkan.
Ini adalah sumpah jari kelingking.
"Ah, ahh, etto, o-oke!" [Minato]
Aku buru-buru mengelap tanganku di bajuku, dan perlahan-lahan mengulurkan jari kelingkingku.
Jari kurus Riko terjalin dengan jariku.
"..." [Minato]
Aku hanya menyentuhnya dengan ujung jariku, tetapi jantungku serasa ingin keluar dari mulutku.
Ga-gawat.
Jika aku terus menyentuhnya seperti ini, Riko mungkin akan sadar kalau aku bertingkah aneh...!
Saat aku melepaskan jariku dengan canggung, Riko mengeluarkan smartphonenya sambil tersenyum.
Sekilas, aku melihat dia menyalakan aplikasi kalender yang dia lihat setiap hari akhir-akhir ini.
Namun, rasanya tak sopan mengintipnya lebih jauh, jadi aku mengalihkan pandanganku.
Karena itu, aku tak memperhatikan bahwa Riko membuat penanda hati pada hari Sabtu.
0 Komentar