Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 43
Chapter 43 - Cara yang tepat bagi pasangan SMA untuk menghabiskan waktu mereka (Weekends) ➂
Penerjemah : DuJu
Pada akhirnya, kami membeli barang yang dia inginkan, tetapi setelah menyelesaikan pembayaran, muncul masalah baru.
"Riko, biar aku saja yang membawanya." [Minato]
"Tak bolehhh, aku tak bisa membiarkan Minato-kun sebagai pembawa barang." [Riko]
Yup... sama seperti di distrik perbelanjaan, kami sekali lagi berselisih tentang siapa yang membawa barang bawaannya.
Sirkulator yang dipilih Riko adalah produk padat yang memiliki berbagai fungsi, sehingga memiliki berat yang lumayan.
Itu bukanlah masalah karena aku laki-laki, tapi bagi Riko yang seorang gadis, aku ragu jika membawanya bersama-sama dengan satu tangan seperti sebelumnya, masih terlalu berat baginya.
"Hmm, kalau begitu, ingin membawanya bersama seperti yang kita lakukan di distrik perbelanjaan sebelumnya?" [Minato]
"... Tapi itu artinya aku takkan bisa bergandengan tangan dengan Minato-kun..." [Riko]
Ugh, be-benar juga.
Tentu saja, aku pun juga tak ingin melepaskan tangan Riko, tapi aku juga tak bisa membiarkan Riko membawa barang berat.
"... Okelah. Membawanya bersama tapi berhenti berpegangan tangan atau biarkan aku yang membawanya tapi kita tetap berpegangan tangan, coba Riko pilih!" [Minato]
"...! Aku disuruh memilih salah satunya, itu tak adil..." [Riko]
Riko mengerang lalu berjongkok di tempat.
Kami masih berpegangan tangan.
Aku cukup terkejut karena tak menduga kalau dia akan begitu tertekan.
"Bagaimana kalau Minato-kun membawanya sampai Stasiun Ofuna, lalu gantian?" [Riko]
Aku terkejut, dia menyarankan itu dengan mata penuh harapan, namun aku harus bersikap tegas...
"Tidak. Membawanya bersama atau aku yang membawanya!" [Minato]
"Huuu..." [Riko]
"Hei, Riko. Aku baik-baik saja, jadi tolong percayalah padaku kali ini." [Minato]
"Tapi itu berat, tahu?!" [Riko]
Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum.
"Ini tidak berat sama sekali, jadi jangan khawatir. Aku ini seorang laki-laki." [Minato]
"Benar tidak berat? Sungguh?" [Riko]
"Iya." [Minato]
"... Gimana ini? Dia sangat keren..." [Riko]
"Eh?!" [Minato]
"Ah! Suara hatiku tanpa sadar keluar...!" [Riko]
Riko buru-buru menahan mulutnya.
"Tapi itu luar biasa, Minato-kun. Kamu bisa membawa barang seberat itu dengan mudah." [Riko]
Aku tak bisa menahan rasa malu, karena dia mengatakan itu denga wajah penuh kekaguman.
"Pada saat-saat seperti ini, membuatku sadar kalau Minato-kun adalah laki-laki, dan itu membuatku deg-deggan... ehehe..." [Riko]
Ah, cukup... Dia sangatlah imut...
Jika perbedaan kekuatan antara pria dan wanita dapat membuat Riko lebih menyadariku, sepertinya aku harus memulai latihan otot hari ini.
------------
Kami berbelanja sangat lama, jadi ketika kami meninggalkan toko barang elektronik, sudah waktunya makan siang.
"Mau pergi ke suatu tempat untuk makan siang?" [Minato]
Tanpa pikir panjang, Riko mengangguk penuh semangat ketika aku menanyakan itu.
Apa kau lapar?
Kupikir itu imut, jadi aku tanpa sadar tersenyum.
Saat bersama Riko, aku sering merasa gugup, tapi juga merasa tenang dan santai seperti sekarang ini, dan aku pun lebih sering tersenyum dari biasanya.
Malaikat Riko, kehadirannya lah yang mengubahku menjadi seperti ini.
"Enaknya kemana, Riko? Apa yang ingin kau makan?" [Minato]
"Kemana yang sering kamu kunjungi, Minato-kun?" [Riko]
"Hmm, aku tak suka pilih-pilih makanan. Tapi restoran yang biasa kukunjungi semuanya murah dan mudah untuk dimasuki saat sendiri." [Minato]
"Aku juga ingin kesana." [Riko]
"Tapi, itu semacam kedai ramen atau gyudon, loh?" [Minato]
"Ya... Aku mau makan di tempat Minato-kun suka." [Riko]
[TL: gyudon = nasi mangkuk pake daging... gtu aja.]
Itulah yang Riko bilang, tapi tetap saja aku tak bisa membawanya ke kedai gyudon.
Setelah banyak pertimbangan, pada akhirnya aku memilih kedai hamburger yang relatif lebih modis di antara tempat yang sering kukunjungi.
0 Komentar