Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 44
Chapter 44 - Cara yang tepat bagi pasangan SMA untuk menghabiskan waktu mereka (Weekends) ➃
Penerjemah : DuJu
Karena sekarang adalah waktu makan siang, kedai hamburger yang kami datangi cukup ramai.
Riko sepertinya tak tahu harus berbuat apa dan menatapku penuh harapan.
Aku tahu tatapan itu, dia mengandalkanku.
Sejujurnya, aku merasa senang karena ini adalah pertama kalinya seseorang mengandalkanku seperti ini.
Apalagi orang itu adalah orang yang kusuka...
Aku tak ingin mengkhianati kepercayaan yang diberikan Riko kepadaku ini.
Agar Riko tak merasa tak nyaman, aku yang akrab dengan kedai ini harus sigap sekarang.
... Oke. Ayo amankan kursi terlebih dahulu.
Melihat sekeliling toko, beruntung, aku menemukan satu meja untuk dua orang di samping jendela.
Dengan begitu, aku meminta Riko untuk menunggu sebentar lalu pergi meletakkan tas bersama dompetku di atas meja.
"Maaf, Riko. Terima kasih sudah menunggu." [Minato]
Ketika aku kembali dan mengatakan itu, Riko menatapku dengan ekspresi bingung di wajahnya.
"Riko? Ada apa?" [Minato]
"Ah! Y-ya... etto... kau tahu? Minato-kun terlihat seperti pangeran, aku kagum..." [Riko]
"Uhuk...!! Apa?! Pangeran?!" [Minato]
Aku terkejut hingga membuatku tersedak.
Apa yang dia lihat dariku hingga menyebutku pangeran?
Mungkin karena ekspresi wajahku yang tak percaya, Riko dengan malu memejamkan matanya dan melanjutkan kata-katanya lagi.
"Habisnya, dirimu yang menyiapkan tempat duduk untukku itu, membuat hatiku berdebar..." [Riko]
Memang benar aku mencoba yang terbaik untuk tidak memperlakukan Riko, tapi aku tak berharap dia akan begitu memujiku.
Tapi, aku tak boleh terbawa perasaan... [TL: alias baper...]
"Bukankah itu normal?" [Minato]
Aku mengatakan itu sambil berpura-pura setenang mungkin.
"Itu tidak benar, tahu? Kurasa jika aku sendirian, aku pasti akan bingung. Aku senang bisa melihat banyak hal keren dari Minato-kun hari ini. Kamu selalu keren, sih... Apa mungkin karena kita menghabiskan waktu sebagai kekasih, ya? Hari ini, aku jadi lebih bersemangat dari biasanya." [Riko]
"..." [Minato]
Kata-kata Riko membuat jantungku berdegub kencang.
Kalau aku terus diam sekarang, Riko pasti akan tahu kalau aku gugup.
Jika memungkinkan, aku tak ingin menunjukkan keburukkanku kepadanya.
Aku berdeham dengan canggung, lalu menyarankan agar kami mengantre di kasir.
Sambil melihat menu, aku bertanya pada Riko apa yang ingin dia pesan, dan dia bilang dia ingin memakan apa yang kumakan.
Giliran kami memesan datang.
Secara keseluruhan, aku memesan burger keju bersama kentang goreng untuk dua orang, sama seperti yang biasa kupesan.
Riko memberikanku tatapan bersemangat yang sama seperti sebelumnya.
Kami mengambil tempat duduk lalu duduk saling berhadapan.
Meja untuk dua orang cukup kecil hingga lutut kami bisa bersentuhan hanya dengan sedikit gerakan.
"Ah, ma-maaf." [Minato]
"Nnn, tak apa...!" [Riko]
Kami saling bertukar kata-kata canggung dan mengalihkan pandangan dengan malu.
Kami selalu makan bersama-sama, tetapi sekarang berbeda dari yang biasanya, mau tak mau aku merasa gugup.
Ayo tenangkan diri terlebih dahulu.
Jika tidak, Riko akan merasa ada yang aneh dan perasaanku padanya akan ketahuan...
Walaupun di kepalaku, aku memikirkan itu, aku tetap tak bisa berpaling dari Riko.
Habisnya, setiap gerakan dan ekspresi Riko sangatlah imut.
Ah, lihat. Sekarang pun juga.
Aku menyatukan kedua tanganku dan berbisik, "Selamat makan", tapi entah kenapa, dia terlihat terus berkedip, menatap hamburger di tangannya.
Perilakunya yang sedikit aneh namun lucu, membuatku sedikit tersenyum kecil.
"Riko, ada apa?" [Minato]
"etto... kurasa memakan burger itu agak sulit..." [Riko]
"Ah, kau benar. Bahkan meskipun memakannya dengan hati-hati, sausnya masih bisa menempel di mulut, ya kan?" [Minato]
"Jika sausnya menempel di mulutku, itu memalukan karena dilihat Minato-kun. Namun, aku juga malu memakannya dengan mulut besar walaupun supaya sausnya tidak menempel... Huhu... Perasaan wanita itu rumit......" [Riko]
Perasaan wanita, dia bilang? Apa maksudnya?
"Tapi, lihat! Kau tak perlu khawatir karena ada tisu. Dan juga, mau ada saus yang menempel di mulutmu ataupun memakannya dengan mulut besar, apapun itu yang Riko lakukan, itu selalu imut. Jadi janganlah risau." [Minato]
Aku tak tahu apa yang kukatakan itu akan membuatmu lebih baik, tapi itulah yang kuinginkan, jadi aku mengatakannya sesuai dengan apa yang ada dipikiranku.
Segera setelah itu, wajah Riko menjadi merah.
"Minato-kun, tadi, kau bilang aku imut..." [Riko]
"Ha...!" [Minato]
A, ah tidak...!
Aku kebablasan...!
"Tidak, yang dia maksud tadi, pasti imut seperti hewan atau anak kecil... jangan senang dulu..." [Riko]
Riko yang duduk di seberangku, membeku dan bingung, menggumamkan sesuatu pada dirinya sendiri.
"Ri, Riko?" [Minato]
Ketika aku memanggilnya dengan ragu-ragu, Riko tersipu dan tampak menyesal, dia bergumam, "Kuharap aku merekam apa yang kamu katakan tadi..."
Eh? Kenapa...?
"Bukannya kau sudah sering dibilang imut, Riko?" [Minato]
"Minato-kun tak pernah bilang begitu." [Riko]
"Bukan, bukan aku, tapi anak laki-laki lain." [Minato]
"Aku tak peduli jika itu orang lain..." [Riko]
Riko mengembungkan mulutnya.
Aku tak tahu kenapa dia tak peduli jika itu orang lain, tapi sekarang aku tahu, yang datang kepadaku setelah mengatakan dia imut adalah hal yang baik.
Jika saja, di masa depan, aku berpikir Riko itu imut dan mengungkapkannya tanpa malu lagi...
Bisakah aku menyenangkan Riko seperti ini?
[TL: gilak... ternyata ada illustrasi kosongannya, toh... 😔]
0 Komentar