Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 45
Chapter 45 - Cara yang tepat bagi pasangan SMA untuk menghabiskan waktu mereka (Weekends) ➄
Penerjemah : DuJu
Setelah kembali ke rumah.
Kami mengeluarkan sirkulator dari kotak lalu berdiskusi untuk memutuskan di mana kami akan meletakkannya.
"Oke. Harusnya ini bekerja dengan baik. Aku akan mencoba menyalakannya." [Minato]
"Huhu! Ini cukup menarik!" [Riko]
Saat aku menekan tombol power, angin mulai bertiup.
Untuk kekuatannya yang lumayan, suaranya sangatlah pelan.
Kulihat buku panduan, di antara berbagai fungsi lainnya, ternyata ada juga fungsi "tenang" di sana.
"Wah! Berhasil!" [Riko]
Riko bersorak sambil bertepuk tangan seperti anak kecil.
Aaahhh, astaga...
Kau itu imut, tapi kau juga membuatku gugup...
Dirinya yang benar-benar senang hanya dengan masalah kecil seperti itu, membuatku sangat senang.
Apalagi melihat senyum polosnya yang seperti ini, aku merasa sangat bahagia.
"Minato-kun?" [Riko]
"Ah, maaf! Tak ada apa-apa!" [Minato]
Aku sepertinya tanpa sadar menatap Riko.
Aku buru-buru mengalihkan pandanganku ke sirkulator.
Angin sepoi-sepoi tertiup di ruang tamu.
Jemuran di dalam bergoyang lembut, dan aroma harum pelembut pakaian berhembus di dalam ruangan.
Udara tak ada lagi memberikan rasa tak nyaman yang biasanya ada saat musim hujan.
Sirkulator juga dilengkapi dengan fitur pembersih udara, jadi pasti memiliki efek itu juga.
"Riko, terima kasih banyak sudah membeli sirkulator." [Minato]
Hari ini, aku sudah berkali-kali mengucapkan terima kasih, tapi kurasa itu masih belum cukup.
"Justru akulah yang berterima kasih. Kamu tak keberatan pergi keluar bersamaku." [Riko]
Riko tersenyum, lalu dengan sedikit malu-malu dia melanjutkan.
"Kita tak bisa menyentuh satu sama lain di distrik perbelanjaan saat itu, jadi hari ini adalah pertama kalinya aku berkencan seperti sepasang kekasih." [Riko]
Mata Riko menyipit bahagia.
"Eh? Kencan...?" [Minato]
Tu-tunggu...
Hari ini adalah kencan...?
Kalau begitu... artinya... ini adalah kencan pertama aku dan Riko...?!!
Aku menatap Riko dengan setengah panik.
Senyum Riko memudar dengan canggung, mungkin dia menyadari ada yang salah denganku.
Aku menjadi lebih panik.
Kalau kita anggap hari ini adalah kencan, tempat-tempat yang kami tuju adalah toko barang elektronik dan kedai hamburger yang selalu kudatangi untuk makan siang...
Tak peduli bagaimana kau memikirkannya, itu bukanlah tempat yang bagus untuk kencan pertama.
Bahkan aku, yang tak punya pengalaman asmara pun tahu.
Aku pernah melihat di media sosial, ada seorang pria yang dikritik karena membawa pacarnya ke kedai gyudon saat berkencan, dan itu adalah hal yang sama persis kulakukan.
Darahku mulai mendidih.
Riko mengira kalau pergi bersamaku hari ini adalah kencan.
Aku sudah mengacaukannya.
Bagaimanapun, aku harus meminta maaf pada Riko...
"Maaf, Riko... Aku berpikir kalau hari ini cuma belanja... Ternyata ini adalah kencan, aku sungguh minta maaf...!" [Minato]
Aku meletakkan tanganku di atas lutut, lalu menundukkan kepala.
Riko terkesiap mendengar kata-kataku.
"... Kenapa kamu minta maaf...?" [Riko]
"Habisnya, aku seharusnya membawamu ke tempat yang lebih layak, bahkan untuk makan siang. Aku gagal. Aku tak seharusnya membawamu ke kedai hamburger yang biasa kukunjungi." [Minato]
"Ada apa...? Aku senang pergi ke kedai itu, tahu?" [Riko]
"Tapi seorang gadis pasti keceka jika dibawa ke toko alat elektronik dan kedai hamburger saat kencan pertama mereka, bukan? Lagipula, normalnya, itu bukanlah tempat yang seharusnya dikunjungi saat kencan." [Minato]
"Itu tak benar, loh? Kan, aku yang berniat mengunjungi toko elektronik, tahu?" [Riko]
"Memang benar, tapi..." [Minato]
Jika saja aku melakukannya lebih baik, setelah membeli sirkulator, aku bisa membawanya ke beberapa tempat yang bagus untuk kencan.
"Minato-kun." [Riko]
Bahkan ketika Riko memanggilku, aku tak bisa berhenti menyesali perbuatanku dan terus menundukkan kepalaku.
Hingga akhirnya, Riko dengan lembut menyentuh tanganku yang sedang mengeras.
Terkejut, aku membuka mataku yang tertutup rapat.
"Aku, hari ini bersenang-senang, loh?! Bisa berpegangan tangan dan melihat-lihat toko bersama-sama... Makan hamburger bersama sambil mengatakan betapa lezatnya itu... Semua itu telah menjadi waktu yang berhaga bagiku, loh?! ......atau mungkin, kamu berpikir telah gagal karena hari ini membosankan, Minato-kun...?" [Riko]
"Tidak mungkin!!" [Minato]
Dia bertanya dengan cemas, aku pun segera menyangkalnya.
Tak mungkin itu membosankan.
"Karena itu sangat menyenangkan bagiku juga!" [Minato]
"Beneran?" [Riko]
"Iya!!" [Minato]
"Huhu, syukurlah. Kalau begitu tak ada yang salah, dong? Yang terpenting adalah Minato-kun dan aku sama-sama bersenang-senang." [Riko]
Riko memegang tanganku lalu tersenyum.
"... Tapi, Minato-kun tak mengira kalau hari ini adalah kencan. Aku malu karena salah paham..." [Riko]
"A, ano, kalau Riko bilang belanja hari ini adalah kencan, aku akan mencoba menganggapnya seperti itu juga..." [Minato]
"Hmm, Minato-kun... Tolong lebih sadar kalau itu adalah kencan saat kita pergi!" [Riko]
Riko yang marah sambil mengembungkan pipinya sangat lah imut hingga sejenak membuatku melupakan segalanya dan jatuh cinta padanya.
Tidak. Ini bukan waktu yang tepat.
....... Tapi, sebentar...
Seperti yang Riko bilang, jika belanja hari ini tidak dihitung karena kami sama-sama tak menganggapnya kencan...
Itu artinya, kami masih punya kesempatan untuk memperbaikinya, bukan?
Aku menelan ludah.
Aku ingin kencan yang lebih baik lagi.
Haruskah aku mencoba mengajaknya?
Aku tak tahu apakah Riko akan mau.
Aku tak pernah mengajak kencan seorang gadis, jadi saat aku memikirkan itu, aku mulai berkeringat.
Tapi jika aku terus diam seperti ini, takkan ada yang berubah dan aku akan terus menjadi orang yang sama seperti dulu.
Aku sudah membuat tekad untuk membuat Riko menyukaiku.
Jadi, ayo keluarkan keberanianmu.
Yosh...!
0 Komentar