Tsukushitagarina Uchi no Yome Nitsuite Dere temoiika? (Web Novel) - Bahasa Indonesia - Chapter 53
Chapter 53 - Hanya agar kau bahagia
Penerjemah : DuJu
Setelah tiga puluh menit terombang-ambing di dalam kereta.
Kami tiba dengan selamat di tujuan, dan ketika melihat pintu masuk, Riko berteriak dengan gembira.
"'Fureai Bokujou'! Terlihat seru! Aku terkejut kamu membawaku ke tempat seperti ini...! Terima kasih banyak, Minato-kun...!" [Riko]
[TL: 'Fureai Bokujou' itu tempat wisata peternakan dimana wisatawan bebas untuk berinteraksi dengan para hewannya]
"Y, ya. Apa kejutanku berhasil...?" [Minato]
"Sangat berhasil! Aku sungguh sangat terkejut!" [Riko]
Aku yang khawatir dengan reaksi Riko, bernapas lega ketika melihat matanya yang bersinar cerah.
Syukurlah...
Tampaknya pemilihan tempat tujuan sudah benar...
Ngomong-ngomong, ini adalah Fureai Bokujou di pinggiran Prefektur Kanagawa.
Pada awalnya, aku menghiraukan tempat ini dan memasukkannya sebagai kandidat cadangan, tetapi ketika aku menunjukkan daftar tujuan kencan yang telah kubuat pada Asakura, dia berkata, "Fureai Bokujou saja!!".
"Eh, Fureai Bokujou? Sungguh...? Bukankah lebih baik ke Disney, Bioskop, atau Hakkeijima?" [Minato]
[TL: Hakkeijima itu wisata aquarium macam sea-world...]
"Pergi ke Disney saat kencan pertama itu adalah ide yang paling buruk, tahu? Memangnya kau bisa menjaga Riko agar tidak bosan selama menunggu antrian panjang?" [Reina]
"A, ah... I-itu..." [Minato]
"Tambah lagi biaya masuknya lumayan mahal." [Reina]
"Kalau itu aku punya cukup uang dari pekerjaan paruh waktuku." [Minato]
"Bukan, bukan itu maksudku. Walaupun kau tidak meminta pasanganmu bayar, orang normal pasti akan merasa tak enak begitu dia tahu itu mahal. Apalagi Riko yang sifatnya terlalu baik, jelas dia bakal bilang untuk ikut membayar." [Reina]
"Kau benar... Lalu bagaimana dengan bioskop? Biasanya orang-orang pergi ke bioskop saat kencan, jadi bukankah itu pilihan yang lebih baik?" [Minato]
"Justru karena itu! Itu terlalu biasa dan sudah basi. Terlebih, kalian tidak dapat berkomunikasi sama sekali saat menonton film. Itu sama saja kau membuang-buang waktu selama hampir 2 jam waktu kalian bersama. Boleh-boleh saja kalau kalian sudah pacaran lama, tapi kalau untuk kencan pertama, itu agak gimana gitu..." [Reina]
"Be-begitu ya... Sekarang aku tahu kalau keduanya adalah pilihan buruk. Tapi masih ada banyak pilih―" [Minato]
"Fureai Bokujou sungguh merupakan pilihan terbaik dari semua tempat. Ada banyak hal baru yang bisa kalian temukan di sana, kau jarang-jarang bisa melihat hewan di peternakan, bukan? Itulah kenapa kurasa segala yang kalian lihat disana akan menjadi kejutan baru bagi Riko. Bahkan, kalaupun kau tak berusaha mengejutkannya, Riko tetap akan terkejut dan senang. Di samping itu, Fureai Bokujou sangat pas dengan dirimu dan Riko sebagai pasangan yang menghangatkan hati." [Reina]
"Pasangan yang menghangatkan hati..." [Minato]
"Oy, kok kau nge-blush? Aku jadi ikutan malu, nih." [Reina]
"Ma-maaf..." [Minato]
"Ooyy, kau malah semakin nge-blush! Sungguh laki-laki polos!" [Reina]
―setelah percakapan seperti itu, keputusanku bulat untuk mengunjungi Fureai Bokujou.
Aku membeli tiket dengan harga yang terjangkau lalu kami pun masuk.
Seperti yang Asakura katakan, Riko tak membiarkan aku membayar semuanya dan bahkan dia ingin membayarkanku juga. Tapi, tentu saja dia akhirnya menyerah karena aku memaksanya.
Terima kasih Asakura, aku bersyukur karena tidak jadi memilih Disney...
Kami berjalan melewati pepohonan, melalui area bird-watching, dan sampai di padang rumput yang berpagar.
Di samping kiri, ada area yang cukup luas dimana terdapat kuda-kuda yang membawa pengunjung berjalan-jalan dengan santai.
Sedangkan di samping kanan, ada beberapa gazebo dengan kuda-kuda poni yang berada di luarnya.
Aku sudah melihat petanya dari internet, jadi aku tahu semua fasilitas di sini dan telah menyiapkan rencana yang bagus dari situ.
Pertama-tama, kami akan mencoba menunggangi kuda di area sebelah kiri, setelah itu, kami akan memberi makan kuda poni di sebelah kanan.
Kemungkinan, itu akan menghabiskan waktu selama hampir dua jam.
Di taman luas yang di sana, ada kereta kuda yang akan mengelilingi tempat wisata setiap dua jam.
Jadi setelah kami selesai bermain, keretanya akan lewat dan kami akan ikut menumpang hingga ke area berikutnya.
Riko menyatukan kedua tangannya dan bersorak senang, ketika melihat seekor kuda yang sedang berjalan beserta suara langkah kakinya.
"Hebat...! Aku belum pernah melihat kuda seperti ini...!" [Riko]
"Ya, aku juga. Dia terlihat lebih besar dari yang kukira." [Minato]
"Ya, kan?! Sungguh luar biasa." [Riko]
Terpesona oleh kuda-kuda yang berjalan dengan santainya, Riko bernapas penuh semangat.
Sekarang, sepertinya adalah saat yang bagus untuk melanjutkannya.
Karena Riko tampak menyukai kuda, pengalaman menunggang kuda pasti akan menjadi kenangan yang bagus untuknya.
"Riko, kau juga bisa menunggangi kuda di sini. Kau mau?" [Minato]
"Aaahh... etto, aku mau... Tapi, hari ini aku memakai rok..." [Riko]
"Ah...! Oh iya, kau benar...!" [Minato]
Jelas tak mungkin menunggang kuda mengenakan rok.
Aku sungguh bodoh karena tidak menyadarinya.
"Maaf karena sudah membuang kesempatan ini...! Aku memakai rok tanpa memikirkan apapun, mo~ bodohnya diriku...! Jika saja aku memakai pakaian yang mudah untuk bergerak." [Riko]
"Tidak, ini bukan salahmu, Riko! Justru kau sangat imut memakai one piece itu!!" [Minato]
"Te-terima kasih......" [Riko]
"I-iya......" [Minato]
Riko menjadi malu, yang mana itu menular padaku, dan kami berdua pun menggeliat bersama.
Lalu Riko memecah kesunyian lebih dulu.
"...etto, kalau kamu mau, Minato-kun naik saja. Aku akan menontonmu di sini!" [Riko]
"Tidak, aku tak apa-apa." [Minato]
"Jangan khawatir, melihatmu naik aku juga ikut senang." [Riko]
Hatiku tersentuh mendengarnya mengatakan itu.
Pokoknya, aku harus berbuat sesuatu.
Ah iya, kuda poni!!!
Memberi makan mereka seharusnya tak ada masalah kalau mengenakan rok.
"Riko, ikut aku! Kudengar kita bisa berinteraksi dengan kuda-kuda poni di sana, ayo!" [Minato]
"Sungguh?!" [Riko]
"Kau bisa memberi mereka makan dengan tanganmu." [Minato]
"Uwahh! Mereka mau tidak ya, memakannya dari tanganku?" [Riko]
"Mereka pasti mau, aku jamin itu!" [Minato]
Sambil menertawakan percakapan itu, kami membeli makanan kuda poni dan menuju ke depan pagar.
Kuda poni, yang mana lebih kecil dari kuda biasa, terlihat lucu.
Terutama mata mereka yang tenang dan jernih, sangatlah mengesankan.
Ketika aku mencoba untuk mengambil sebatang wortel dari gelas untuk memberi mereka makan, aku tersadar―
"Eh...... Tungg- eehh?!!" [Minato]
Entah kenapa, semua kuda poni di dalam pagar berkumpul di depanku.
Meskipun ada banyak pengunjung lain dan beberapa kuda poni yang masih diberi makan, mereka semua sekilas menuju ke arah kami.
"Waahh! Minato-kun, semuanya berkumpul ke sini?!" [Riko]
Dibandingkan aku yang terkejut, Riko malah terlihat senang.
Aku bingung dengan apa yang terjadi.
Habisnya, kenapa aku?!!
"Bu-bukan, bukan...! Kalian bukan seharusnya datang kepadaku...!!" [Minato]
Seharusnya kalian datang ke Riko!
Riko pasti akan senang...!
"... Ada apa ini..." [Minato]
"Minato-kun, hebat! Kamu seperti pemimpin para kuda poni. Aku terkesan...!" [Riko]
Riko tersenyum dan bertepuk tangan, disambut dengan para pengunjung yang ikut membuat suara terkesan.
"Kenapa ini terjadi..." [Minato]
"Fufufu. Ternyata Minato-kun adalah orang yang disukai oleh binatang." [Riko]
"Maaf, Riko. Kau jadi tak bisa memberi mereka makan." [Minato]
"Kenapa kamu minta maaf? Menurutku kamu disukai oleh binatang itu hebat, loh?!" [Riko]
"..." [Minato]
Aku ingin menghibur Riko, tapi malah aku yang dihiburnya...
Sungguh, seberapa baik dia sebenarnya...
Aku seharusnya melakukan yang terbaik untuk membuat Riko menyukaiku, tapi malah sebaliknya, akulah yang semakin menyukai Riko.
Aku ingin menjadi orang yang menarik dan disukai oleh Riko.
... Untuk alasan itulah aku berusaha menebus kesalahan yang kubuat.
Bagaimanapun, sepertinya para kuda poni tak ingin meninggalkanku sama sekali. Ini akan menyebabkan masalah bagi pengunjung lain, jadi kami harus berhenti memberi makan dan meninggalkan area tersebut.
Riko tertawa dan berkata, "Menyenangkan.", tapi tidak denganku, aku merasa kecewa dengan diriku sendiri.
Meskipun aku sudah membuat rencana, dari kereta pagi, menunggang kuda, dan bahkan memberi makan kuda poni. Itu semua tidak berjalan dengan baik...
Apalagi, masih ada lebih dari satu jam yang tersisia sampai kereta kuda tiba.
Aku dalam masalah......
Riko pasti bosan jika harus menunggu di sini selama satu jam.
"Tujuan kita berikutnya adalah danau dan jaraknya lumayan jauh dari sini, apakah tak apa-apa jika berjalan kaki?" [Minato]
Riko mengangguk dengan ekspresi senang, menjawab pertanyaanku.
Meskipun kencan tidak berjalan dengan baik, senyum Riko lah yang menjadi satu-satunya penyelamatku.
.jpg)
0 Komentar